TEMPO.CO, Jakarta - Tim nasional bulu tangkis Indonesia dipaksa mundur dari turnamen All England Badminton Championship atau All England 2021. Hal ini dikarenakan ketika terbang dari Turki ke Birmingham, Inggris, para pemain Indonesia diduga satu pesawat dengan penumpang yang terpapar Covid-19.
Berdasarkan cuitan akun resmi organisasi bulu tangkis Indonesia, @INABadminton, panitia tidak memberi tahu siapa, berapa, dan dari mana orang yang positif Covid-19 tersebut. Lebih lanjut mereka menuliskan, “Kita terus melakukan upaya-upaya sampai dengan saat ini. Kita tidak berhenti memperjuangkan kehormatan kita di forum internasional. Tetapi kita tunggu saja hasilnya.”
Turnamen All England merupakan turnamen olahraga yang sudah berdiri sejak 4 April 1898. Dengan hal tersebut tak heran membuat ajang ini menjadi turnamen bulu tangkis bergengsi dan sangat prestisius terutama bagi Indonesia. Namun, pada tahun ini tidak ada mengeluarkan juara. Sebab turnamen resmi digelar pada tahun 1900
Lebih lanjut mengenai sejarah turnamen All England, pertandingan pertama dihelat di Guildford, dengan menampilkan 3 regu yaitu ganda laki-laki, ganda perempuan, dan ganda campuran. Sedangkan untuk cabang tunggal dimulai pada tahun 1900.
Sejak diselenggarakan pada 1900, All England pernah terhenti 2 kali akibat perang dunia. Periode pertama terjadi pada 1915-1919 akibat perang dunia pertama, sedangkan periode kedua terjadi pada 1940-1946 dikarenakan perang dunia kedua.
Baca: Indonesia Dipaksa Mundur All England, Najwa Shihab Serukan #KamiBadmintonINA
Dilansir dari laman resmi All England, allenglandbadminton.com, sejak turnamen ini dihelat hanya ada 8 tempat yang pernah digunakan yaitu, HQ London Scottish Regiment Drill Hall, Buckingham Gate (1899-1901), Crystal Palace, Sydenham, Kent (1902), London Rifle Brigades City Headquarters, Bunhill Hill, London (1903-1909), The Royal Horticultural Hall, Vincent Square, London (1910-1939), Haringay Arena, London (1947-1949), Empress Hall, Earls Court, London (1950-1956), Wembley Arena, London (1957-1993), Barclaycard Arena (sebelumnya bernama National Indoor Arena), Birmingham (1994-sekarang)
Terhitung dari pergelaran pertama, sudah 121 tahun All England dilaksanakan dan untuk 50 tahun pertama turnamen ini dikuasai oleh Inggris untuk diseluruh cabang.
Sedangkan untuk Indonesia, yang pertama merebutkan gelar ini adalah Tan Joe Hoek pada 1959 dari cabang tunggal putra. Selain itu ada nama-nama pebulutangkis yang menyabet banyak gelar seperti Rudy Hartono yang meraih 8 gelar, Liem Swie King meraih 3 gelar, Susi Susanti 4 gelar, untuk ganda laki-laki ada TjunTjun/Wahjudi yang meraih 6 gelar, dan di ganda campuran ada Tantowi Ahmad/Liliyana Natsir dengan torehan 3 gelar juara.
Dengan banyaknya torehan gelar juara dan para legenda bulu tangkis Indonesia, tidak heran All England menjadi sangat prestisius di dunia bulu tangkis Indonesia. Oleh sebab itu PBSI masih memperjuangkan Indonesia untuk ikut dalam ajang ini.
GERIN RIO PRANATA