TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Angkat Besi Seluruh Indonesia (PB PABSI) Rosan Roeslani mengakui telah memberikan surat teguran kepada atlet putra Eko Yuli Irawan. Surat teguran itu berisi tentang kehadiran para atlet dalam pemusatan latihan untuk persiapan Olimpiade Tokyo.
Tidak ingin berpolemik, kini Rosan berharap Eko Yuli untuk bisa kembali bergabung ke Pelatnas di Wisma Kwini, Jakarta. "Itu supaya sesuai dengan program kami yang sudah dicanangkan, itu saja pada intinya," ucap Rosan saat dihubungi, Selasa, 23 Maret 2021.
Rosan mengatakan keputusan meminta Eko Yuli kembali ke pelatnas karena waktu pelaksanaan Olimpiade Tokyo sudah semakin dekat. Meski sempat menyetujui usulan Eko Yuli untuk berlatih di rumah, menurut dia, kehadiran para atlet angkat besi kini diperlukan untuk memonitor persiapan. "Kami harap ia juga bakal termonitor dengan baik," ujar Rosan.
Sebelumnya, atlet putra angkat besi, Eko Yuli Irawan mengirimkan surat kepada Ketua Umum PB PABSI, Rosan Perkasa Roeslani sehubungan adanya surat peringatan kedua yang diterimanya. Surat peringatan tertanggal 16 Maret itu dengan No: 02/SP/PB PABSI/III/2021.
Dalam surat tertanggal 18 Maret 2021 yang diterima Tempo, peraih medali perak Olimpiade Rio de Janeiro 2016 menjawab dan menjelaskan kronologis dan alasannya tidak berlatih dan tinggal di Mess Kwini, Jakarta Pusat, yang menjadi markas pelatnas angkat besi.
Peraih perunggu Olimpiade Beijing 2008 dan Olimpiade London 2012 ini beralasan melakukan latihan di rumah karena masalah kesehatan penularan Covid-19 dan situasi pandemi Covid 19 yang belum terkendali saat ini sehingga pemerintah memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Baca juga : Daftar Sementara Atlet yang Meraih 13 Tiket ke Olimpiade Tokyo 2021
Permintaan itu telah disepakati bersama terhitung sejak bulan Juni 2020. Ia pun mendapat izin berlatih di rumah. Eko Yuli juga menjelaskan selama berlatih di rumah selalu dipantau oleh Tim Pelatihan Daerah PON Jawa Timur via aplikasi Zoom, termasuk pemantauan kebutuhan nutrisi dan suplemen.
Surat itu ditembuskan kepada Menteri Pemuda dan Olahraga, Ketua Umum KONI Pusat dan Ketua Komite Olimpiade Indonesia/NOC Indonesia itu. Eko pun sempat kembali ke Pelatnas di Wisma Kwini pada bulan Januari 2021 untuk menyelesaikan masalah pendampingan oleh pelatih Lukman yang telah mengantarnya sampai ke level Olimpiade.
Permintaan itu sudah disetujui oleh PB PABSI yang ditandai dengan jabat tangan antara Eko dengan Wakil Ketua Umun PB PABSI, Djoko Pramono. Perwakilan pelatih dan pengurus PABSI juga menyaksikan kesepakatan itu. Akhirnya, Eko kecewa setelah PB PABSI menganulir kesepakatan tersebut.
Selain itu, Eko juga mengungkapkan masalah ketidakterbukaan tim pelatnas dan PB PABSI menyangkut keberadaan lifter yang positif Covid-19. Menurut dia, tim pelatih seharusnya mengumumkan atlet yang positif Covid-19 sebagaimana ketentuan protokol di pelatnas.
"Saya merasa sangat khawatir tertular dan bisa menularkan ke keluarganya, sementara pelatih hanya menyarankan dia melakukan tes swab, tanpa memberitahukan kejadian sebenarnya," kata Eko dalam surat yang dikutip Tempo, Selasa, 23 Maret 2021.
Dalam surat itu, ia juga berharap PB PABSI dapat bersikap bijaksana karena segala tindakannya tetap berdasarkan kepentingan Merah Putih dan mengutamakan kepentingan nasional. Terlebih lagi, Eko Yuli Irawan telah berhasil mengamankan satu tiket Olimpiade Tokyo 2021 di cabang angkat besi.