TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga Gatot S. Dewa Broto tidak kaget mendengar keputusan Pengurus Pusat Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia (PP PBVSI) yang meniadakan kompetisi Proliga 2021. Ancang-ancang itu, kata Gatot, telah disampaikan Ketua Umum PBVSI Imam Sudjarwo sejak pertengahan Januari lalu.
"Kami sebetulnya tidak kaget karena dua setengah bulan yang lalu pada saat membahas rencana bergulirnya Liga 1, saya diminta menteri untuk berkomunikasi dengan otoritas basket, sepakbola, dan voli. Mana saja yang butuh difasilitasi Kemenpora," ujar Gatot saat dihubungi Tempo, Rabu, 31 Maret 2021.
Dalam pertemuan itu, Gatot mendengar bahwa PBVSI kesulitan menemukan sponsor untuk membiayai Proliga musim ini. Kemenpora, menurut Gatot, sejatinya prihatin dengan kondisi voli, tetapi tidak bisa membantu masalah pembiayaan, terlebih lagi Proliga adalah kompetisi voli profesional.
Baca juga : Proliga 2021 Ditiadakan, PP PBVSI Telah Memberi Tahu Keputusan Itu ke Klub
"Kemenpora tak bisa bantu dari aspek anggaran. Piala Menpora saja satu sen pun enggak ada kami keluarkan, basket juga tidak. Namanya saja profesional, kalau kami mengucurkan anggaran untuk kegiatan profesional kami kena offset di mata BPK. Tapi sekali lagi kami kembalikan ke masing-masing cabor," kata Gatot.
Meski tidak ada kompetisi Proliga, Gatot meminta PBVSI tetap mengadakan pelatihan nasional untuk persiapan SEA Games 2021 di Vietnam. Menurut Gatot, ketiadaan Proliga tidak bakal menjadi kendala bagi penyaringan atlet pelatnas meskipun sejatinya kompetisi bisa menjadi pemanasan bagi atlet berlaga di ajang SEA Games dan Asian Games. "Komitmen mereka, tetap ada pelatnas," ucap dia.
Sebelumnya, PBVSI memutuskan untuk membatalkan pelaksanaan Proliga tahun ini karena belum mendapatkan konfirmasi kerja sama dengan pihak sponsor. Padahal jika ada yang mau mendanai, Proliga direncanakan berlangsung pada Juli atau Agustus 2021. PP PBVSI pun meminta permakluman dari peserta klub Proliga.