3. Intervensi Jurgen Klopp
Melihat timnya diobok-obok Real Madrid, Jurgen Klopp tidak menunggu hingga turun minum untuk mengubah keadaan. Naby Keita diganti Thiago Alcantara pada menit ke-42. Liverpool mencari kendali dan ketenangan mengolah bola di lini tengah. Namun, lini tengah Madrid yang diisi Casemiro, Luca Modrid dan Kroos mampu tampil solid.
Liverpool memang tampil buruk dari lini belakang ke lini depan di babak pertama. Tidak ada pemain di kubu The Reds yang bermain bagus selama 45 menit.
4. Keterlambatan Liverpool mencari celah pertahanan Madrid
Liverpool telah kalah sejak babak pertama. The Reds mulai menemukan celah di antara garis pertahanan Real Madrid yang belum ada dalam 45 menit pertama. Hal itu terbukti ketika Mohamed Salah mencetak gol ke gawang Thibaut Courtois enam menit memasuki babak kedua.
Meski begitu, gol tersebut bermakna bagi Salah, yang kehilangan kesempatan untuk tampil melawan Real Madrid di final Liga Champions 2018. Gol pemain berusia 28 tahun itu juga membantu Liverpool menjaga harapan untuk lolos ke semifinal meskipun harus mengejar defisit dua gol. The Reds harus menang minimal 2 gol tanpa balas jika ingin lolos ke semifinal.
5. Kematangan trio lini tengah Los Blancos
Real Madrid memulai pertandingan dengan trio gelandang yang sama ketika mereka memulai pertandingan final 2018 dengan: Luka Modric, Casemiro dan Toni Kroos. Modric, 35 thun dan kontraknya habis di akhir musim, menjadi motor serangan Madrid malam itu.
Modric, Casemiro, dan Kross membuktikan kerja sama mereka tetap kuat dan membantu Madrid mendominasi pertandingan. Kroos dan Modric masing-masing berperan dalam assist untuk gol-gol Vinicius Junior. Adapun Casemiro memberi duet dadakan di lini belakang, Eder Militao dan Nacho, perlindungan pertama dari serangan Liverpool.