TEMPO Interaktif, Madrid: Menteri Olahraga Spanyol hari Selasa menolak tuduhan bahwa negaranya memiliki sifat rasis. Menurutnya, yang ada hanyalah "wabah rasis" seperti yang terjadi baru-baru ini di beberapa kegiatan olahraga.
"Spanyol bukan negara rasis. Saya rasa ada wabah rasisme, tetapi ini sebuah masalah yang terkait dengan masyarakat dan imigrasi," kata Jaime Lissavetzky dalam konferensi persnya.
"Kami memiliki alat pencegahan.... dan hukuman terhadap rasisme telah meningkat sejak undang-undangnya disetujui," ujarnya merujuk pada undang-undang yang dikeluarkan bulan Juli 2007 yang menentang kekerasan, rasisme, xenophobia dan intoleransi dalam olahraga.
Pers Inggris telah menuduh olahraga Spanyol telah dilanda rasisme, menyusul berbagai insiden.
Pertandingan persahabatan antara Inggris dan Spanyol akan dipindahkan dari tempat yang dijadwalkan di Madrid tahun depan akibat ketakutan rasisme dapat menghantui pertandingan itu.
Terakhir kali Inggris bermain dengan Spanyol di Madrid pada tahun 2004, saat banyak penonton di stadion Bernabeu menyerang secara rasisme beberapa pemain Inggris.
Februari lalu, Lewis Hamilton, pembalap kulit hitam pertama yang memenangkan gelar dunia Formula Satu, menerima cemooh dari penonton Spanyol di sebuah sirkuit dekat Barcelona dengan menggenakan wig dan riasan gelap serta T-shirt dengan tulisan 'Keluarga Hamilton '.
Sebuah situs web Spanyol juga mentargetkan pembalap McLaren asal Inggris itu dengan perkataan pedas dan rasis saat dia memenangkan gelar juara Formula One di Grand Prix Brasil.
AFP/Erwin