TEMPO.CO, Jakarta - Presiden UEFA Aleksander Ceferin kembali mengkritik Presiden Real Madrid Florentino Perez menyusul bubarnya rencana European Super League atau Liga Super Eropa. "Perez adalah presiden Liga Super yang tidak ada, dan saat ini dia bukan presiden apa-apa," kata Ceferin dikutip dari Marca, 23 April 2021.
Ia melanjutkan, "Jelas bagi saya bahwa sejak lama dia tidak menginginkan presiden UEFA seperti saya. Ini hanya insentif yang lebih besar bagi saya untuk bertahan. Dia ingin memiliki presiden UEFA yang mematuhinya, yang mendengarkan dia, yang melakukan apa yang dia inginkan."
Sebelumnya, Florentino Perez dan Presiden Juventus Andreas Agnelli, tergabung dalam 12 klub elite Eropa berusaha untuk membuat Liga Super sendiri. Kompetisi ini akan bersaing langsung dengan Liga Champions.
Florentino Perez. AP/Paul White
Namun, setelah protes besar-besaran dari pemerintah, pejabat dan fans, enam klub Inggris, klub Italia seperti AC Milan dan Inter Milan, serta klub Spanyol, Atletico Madrid menolak proyek tersebut. "Menurut pendapat saya, Liga Super tidak pernah ada," kata Caferin.
"Itu adalah upaya untuk menciptakan liga bayangan untuk orang kaya yang tidak akan mengikuti sistem apa pun, yang tidak akan memperhitungkan struktur piramida sepak bola di Eropa, budayanya, tradisinya. atau sejarahnya," kata Ceferin.
Dengan mengendurnya sejumlah klub untuk membentuk Liga Super Eropa, Caferin melihat bahwa kekuatan sepak bola dapat memicu banyak gerakan sosial. "Saya yakin itu akan terjadi di Inggris. Setelah reaksi (Perdana Menteri Inggris) Boris Johnson, (Presiden Prancis) Emmanuel Macron dan (Perdana Menteri Hongaria) Viktor Orban, serta Komisi Eropa, saya tahu ini akan segera berakhir."
BACA JUGA : Liga Super Eropa, Saat Sepak Bola Mau Dieksploitasi Hanya Demi Laba