TEMPO.CO, Jakarta - Chelsea dan Leicester City akan saling berhadapan pada laga final Piala FA, Sabtu, 15 Mei 2021. Namun, jauh sebelum keduanya bertemu, Brendan Rodgers, pelatih Leicester saat ini, sudah lebih dulu punya sejarah bersama The Blues ketika mengasah bakat kepelatihannya di bawah Jose Mourinho.
Rodgers sedang berusaha untuk memenangkan trofi pertamanya di sepak bola Inggris. Dia berhasil membangun kesuksesan bersama Glasgow Celtic sebelum kembali ke Liga Primer Inggris pada 2019. Ia juga berharap mampu membawa The Foxes finis di peringkat keempat dan lolos ke Liga Champions musim depan.
Trofi Piala FA mungkin hanya hadiah kecil untuk pelatih berusia 48 tahun itu. Namun, Rodgers nyatanya berhutang banyak pada klub yang bakal dia hadapi.
Pada 2004, Jose Mourinho, yang baru ditunjuk sebagai pelatih The Blues usai sukses membawa FC Porto meraih titel Liga Champions, meyakinkan Rodgers untuk meninggalkan perannya sebagai Direktur Akademi Reading. Dia ditunjuk sebagai pelatih kepala akademi Chelsea mengikuti rekomendasi Steve Clarke.
Laki-laki asal Irlandia Utara itu kemudian dipromosikan menjadi bos tim cadangan dua tahun kemudian. Rodgers melakukan peran itu bahkan setelah Mourinho pergi. Pada tahun 2008, dia meninggalkan The Blues untuk mengambil pekerjaan di tim senior pertamanya. Ia dipercaya menjadi pelatih Watford yang berada di Divisi Championship saat itu.
Jose Mourinho (kanan) bersama Frank Lampard merayakan kemenangan mereka dalam laga final Liga Champions, usai melawan Barcelona di Stamford Bridge, London, 8 Maret 2005. Hengkang dari Madrid, Mourinho kembali menjadi pelatih klub Inggris, Chelsea. REUTERS/Dylan Martinez
Pada tahun 2019, Rodgers berkata, “Saya pikir Jose membuat kesan yang sangat besar ketika saya pergi ke Chelsea. Sepanjang perjalanan saya, saya memiliki banyak mentor. Di Reading, Alan Pardew sangat bagus untuk saya sebagai pelatih muda. Kemudian ketika saya pergi ke Chelsea, Jose membuat pengaruh besar."
“Kesan pertama ketika dia berada di sana, dia memiliki karisma yang luar biasa, tapi dia bisa mengaturnya dengan sangat baik antara manajemen, sisi kepelatihan dan detail pekerjaannya," ujar Rodgers soal Mourinho.
“Kami tidak pernah sepenuhnya selaras dalam hal melihat permainan, tapi kami memiliki banyak kesamaan. Kami suka berkomunikasi dengan baik dengan pemain dan orang-orang di tim, kami berdua ambisius, ingin melakukannya dengan baik, dan kami selalu ingin memastikan pekerjaan kami berkualitas. Dia adalah referensi besar bagi saya."
Jose Mourinho bisa melihat bakat yang dimiliki Brendan Rodgers. Pelatih asal Portugal itu tidak terkejut melihatnya melanjutkan karier manajerial yang membawanya ke Reading, Swansea, Liverpool, Celtic dan akhirnya Leicester City. Kini, mantra Mourinho akan coba diterapkan Rodgers kala menghadapi Chelsea di final Piala FA, Sabtu malam nanti.
Baca juga : Chelsea vs Leicester, Rodgers Ingin Raih Gelar Buat Mendiang Srivaddhanaprabha