TEMPO.CO, Jakarta - Tyson Fury siap melawan Deontay Wilder dalam pertarungan tinju trilogi tahun ini. Ia memilih untuk menghadapi Wilder ketimbang harus memberinya US$ 20 juta atau setara Rp 285,5 miliar untuk menyingkir dan membiarkannya menghadapi Anthony Joshua.
Juara kelas berat WBC telah menyetujui pertarungan unifikasi dengan Joshua, pemegang sabuk WBA, WBO dan IBF, di Arab Saudi pada 14 Agustus. Pertarungan itu disebut-sebut sebagai pertarungan tinju Inggris terbesar dalam sejarah. Namun, gugatan Wilder untuk Fury di pengadilan untuk kontrak pertarungan trilogi tampaknya harus menunda rencana unifikasi tersebut.
Promotor Joshua, Eddie Hearn, mengatakan kubu Fury harus menyelesaikan masalah ini paling lambat akhir pekan ini. Jika tidak, ia akan mencari lawan alternatif untuk Joshua. Fury pun menganggap tingkah Wilder itu sebagai lelucon. Melalui akun Instagram-nya, ia berkata, "sepertinya saya harus mematahkan tulangnya lagi."
Fury dan Deontay Wilder bertarung dalam pengambilan keputusan terpisah pada Desember 2018 di Los Angeles, Amerika Serikat. Petinju asal Inggris itu memenangkan pertemuan kedua mereka di Las Vegas dengan menghentikannya di ronde ketujuh pada Februari 2020.
Setelahnya, Fury menyetujui persyaratan dengan Joshua untuk dua pertarungan senilai lebih dari 200 juta poundsterling. Namun, dengan kasus hukum yang dibawa Wilder, keduanya kemungkinan bakal menunda rencana pertarungan hingga akhir tahun ini atau awal 2022. Itu pun kalau Fury dan Joshua sama-sama akan memenangkan pertarungan melawan WIlder dan Oleksandr Usyk.
Di sisi lain, Anthony Joshua tampaknya menerima berita kasus hukum Deontay Wilder jauh lebih baik daripada Tyson Fury. Eddie Hearn menjelaskan bagaimana dia bereaksi terhadap tuntutan Wilder. “Dia baru saja berkata kepada saya untuk lakukan saja pekerjaan saya. Saya adalah orang yang akan mengurusnya. Sementara AJ akan ada di gym, saya akan memberi tahunya"
Eddie Hearn pun bisa sedikit bernapas lega. “Itu bagus, senang rasanya bisa memberikan tanggung jawab itu. Saya berbicara dengan Anthony Joshua dan kami pergi bekerja lagi. Ini hanyalah hari lain, ada hari pasang surut lainnya dan ini yang disebut sebagai bisnis tinju. Jika tangan Fury terikat, kami harus mencari di alternatif lain.”
Baca juga : Tinju: Karena Deontay Wilder, Anthony Joshua Buat Rencana Duel vs Oleksandr Usyk