TEMPO.CO, Jakarta - Piala Eropa atau Euro 2020 akan dibuka pada Jumat malam atau Sabtu dinihari WIB, 12 Juni 2021. Laga Turki vs Italia, di Roma, akan menjadi pembuka, mulai 02.00 WIB.
Euro 2020 akan jadi turnamen besar sepak bola pertama yang diadakan pada era pandemi. Badan Sepak Bola Eropa (UEFA) seharusnya melaksanakannya tahun lalu, tapi ditunda ke tahun ini karena kesulitan yang akibatkan pandemi virus corona.
Yang membuat lebih rumit, turnamen ini akan digelar di 11 kota yang terletak di 11 negara. Saking peliknya Presiden UEFA Aleksander Ceferin mengaku tak mau dua kali menggelar turnamen berformat seperti ini, lebih karena kompleksitas masalah yang dihadapi saat merancangnya.
Menggelar 51 pertandingan di 11 negara itu sangat rumit, bahkan ketika tak ada pandemi. UEFA harus membentuk tim pengelola setiap venue, mencari penginapan untuk semua orang yang akan mengikutinya, mengharuskan panitia memetakan yurisdiksi hukum dan kendala bahasa, rezim pajak dan politik, selain mempertimbangkan nilai tukar dan aturan visa.
Untuk pertama kali dalam 61 tahun sejak turnamen ini digelar, Piala Eropa, bintang-bintang lapangan hijau akan saling berhadapan disaksikan oleh segelintir penonton di berbagai kota yang saling berjauhan, dari Sevilla dan London di ujung barat Eropa sampai Baku di Azerbaijan di ujung timur yang secara geografis lebih Asia ketimbang Eropa. Azerbaijan juga satu-satunya tuan rumah yang bukan peserta Euro 2020.
Baca Juga:
Turnamen ini akan dimainkan dengan berpatokan pada jadwal yang sudah memastikan peserta-peserta Euro memainkan laga kandangnya, sudah memperhitungkan kemungkinan adanya pembatasan perjalanan terkait pandemi yang bisa mengganggu jadwal, dan sudah mengantisipasi kemungkinan adanya masalah akibat status Inggris yang sudah keluar dari Uni Eropa.
Ide menyelenggarakan Piala Eropa di berbagai negara dicetuskan oleh Michel Platini yang digantikan Ceferin, pada 2012 setelah Turki ogah memilih antara menjadi calon tuan rumah Euro 2020 dan calon tuan rumah Olimpiade 2020.
Platini beranggapan Euro yang adakan di berbagai negara di Eropa bakal membuat kegembiraan dalam merayakan turnamen ini dirasakan seluruh Eropa. Tapi ini juga rencana cadangan seandainya Turki ngotot ingin menjadi tuan rumah Euro sekaligus Olimpiade. Dan Turki tak mau memilih. Negeri ini kalah dari Jepang dalam bidding tuan rumah Olimpiade 2020.
Pada 2015 Platini tersingkir dari jabatan bos UEFA karena skandal korupsi, namun idenya tetap hidup. Ceferin yang terpilih sebagai presiden UEFA pada 2016, memutuskan merealisasikan ide Platini itu.
Sempat terganggu setelah pada 2017 Brussels tercoret dari daftar kota tuan rumah karena stadionnya tidak akan siap pada waktunya, sampai Maret 2020 hampir semuanya sudah siap.
Selanjutnya: Pandemi mengacaukan segalanya