TEMPO.CO, Jakarta - Timnas Italia akan mengawali kiprah di Euro 2020 dengan menghadapi tim kejutan Turki dalam laga pembuka pembuka di Roma pada Jumat malam atau Sabtu dinihari, 12 Juni 2021, pukul 02.00 WIB.
Azzurri akan memulai perjuangan sebulan penuh untuk merebut gelar Piala Eropa yang baru sekali mereka raih (1968).
Laga di Stadion Olympico ini juga menjadi simbol mulai kembalinya normalitas di negara yang pernah menjadi episentrum pandemi virus corona global sampai merenggut 127 ribu nyawa dan menulari 4,24 juta orang itu.
Timnas Italia akan merayakan laga perdana ini dengan hadirnya penonton di stadion yang merupakan terbesar dalam kurun satu setengah tahun terakhir ini. Mereka akan menyaksikan skuad Azurri mengawali perburuan gelar Piala Eropa yang keduanya.
“Kami sudah selama satu tahun menantikan hal ini dan kami tak sabar mendengarkan 15.000 orang menyanyikan lagu kebangsaan,” kata bek Italia Leonardo Bonucci seperti dikutip Sky Sports. “Sepakbola dengan ada suporter di dalam stadion itu sungguh berbeda.”
Italia memasuki putaran final Euro 2020 dengan rapor sempurna setelah memenangkan semua dari 10 pertandingan kualifikasi Piala Eropa edisi yang ditunda satu tahun karena pandemi tersebut. Ini sungguh pencapaian hebat setelah hal memalukan terjadi tiga tahun silam saat Azurri tidak lolos ke putaran final Piala Dunia 2018 di Rusia.
Tidak hanya itu, Italia juga memiliki catatan mengesankan tak terkalahkan dalam 27 pertandingan berturut-turut, sekalipun mungkin tak mempunyai pemain-pemain megabintang seperti dimiliki juara bertahan Portugal atau juara dunia Prancis. “Kami tak punya pemain seperti (Romelu) Lukaku atau Cristiano Ronaldo. Kekuatan kami adalah tim,” kata Bonucci.
Namun lawan Bonucci cs sudah pasti bukan lawan sembarangan. Turki menciptakan kejutan setelah menahan seri dan mengalahkan 2-0 Prancis dalam fase kualifikasi. Turki menduduki urutan kedua Grup H pada putaran kualifikasi dengan hanya sekali kalah.
Ini kelima kalinya Turki lolos ke putaran final Piala Eropa, dan dalam dua dari empat partisipasi sebelumnya, Turki membuat kejutan lolos ke perempat final 2000 dan empat tahun kemudian pada 2004 lolos ke semifinal untuk akhirnya menempati peringkat ketiga.
Oleh karena itu, ada alasan bagi Italia untuk mewaspadai Turki sekalipun tampil di kandang sendiri di bawah gempita suara penonton setelah selama satu setengah tahun terakhir stadion-stadion sunyi senyap dari suara suporter.
“Dalam setiap pertandingan pembuka ada kejutan-kejutan dan saya harap kami bisa memancarkan salah satunya,” kata pelatih Turki Senol Gunes.
Selanjutnya: Perkiraan Pemain dan Ulasan Taktik