TEMPO.CO, Jakarta - Legenda dan mantan atlet bulu tangkis nasional, Markis Kido, meninggal dunia pada pukul 18.40, Senin malam, 14 Juni 2021. Peraih medali emas Olimpiade Beijing 2008 itu diketahui mengembuskan napas terakhir saat bermain bulu tangkis di GOR Petrolin, Tangerang.
Mantan atlet ganda putra, Candra Wijaya, memberikan kesaksian saat berada di GOR bersama Kido. "Saya sempat bertemu, kami biasa bertanding setiap Senin. Kido baru bermain setengah game, saat skor 15-8, pindah tempat, saya lihat dia sudah jatuh ke depan. Mulai tidak sadar," ujar Candra melalui pesan video.
Setelah terjatuh, Candra dan sejumlah rekannya memberi pertolongan pertama kepada Markis Kido. Ada yang memompa jantung dan memberikan air minum.
"Kami sudah berusaha sekuat tenaga di lapangan, langsung kami bawa ke RS Omni Alam Sutera. Mohon maaf lahir dan batin, semoga sudah tenang bersama Bapa di surga. Selamat jalan, Bro Markis Kido, Rest in Peace," ucap Candra Wijaya.
Mantan peraih Medali Emas pada Olimpiade Sydney 2000, Candra wijaya menuruskan karirnya dengan membangun hall Candra Wijaya International Badminton Center, Jakarta, (12/9). TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat
Menurut Candra, tidak ada yang aneh dan berbeda dari kondisi Markis Kido. Pemain kelahiran Jakarta itu, kata dia, bermain biasa, tidak menguras fisik terlalu, dan sesekali bermain sambil bercanda. "Sebetulnya sangat santai dan rileks, main juga tidak terlalu berat, saya juga ketemu tidak kelihatan berbeda, seperti biasa dan normal," ucap dia.
Namun, Markis Kido berpulang. Ia meninggalkan warisan dengan sejumlah prestasi luar biasa bagi dunia bulu tangkis Indonesia. Berpasangan dengan Hendra Setiawan, ia meraih medali emas Olimpiade 2008 di Beijing pada nomor ganda putra di puncak kariernya.
Selain medali emas Olimipiade, Markis Kido juga menorehkan banyak prestasi bergengsi lainnya, mulai menjuarai BWF World Championship 2007, hingga meraih tujuh medali emas di ajang SEA Games.
Baca juga : Markis Kido Diduga Mengalami Serangan Jantung Saat Main Badminton