TEMPO.CO, Jakarta - Atlet bulu tangkis tunggal putra Jonatan Christie mengaku program pemusatan pelatihan yang akan berlangsung di Prefektur Kumamoto akan berdampak positif bagi kemajuan tim yang akan berlaga di Olimpiade Tokyo 2020 pada 23 Juli-8 Agustus. Menurut dia, pemusatan latihan tersebut akan membantunya beradaptasi.
"Kami berangkat duluan untuk training camp di Kumamoto, itu salah satu hal yang menurut saya bagus untuk mempersiapkan segala kondisi yang ada di Jepang. Kami bisa adaptasi suasana di sana. Sisanya mungkin hampir sama ya latihannya seperti di Jakarta, tinggal menjaga pikiran saja," kata Jonatan melalui keterangan tertulis PBSI, Selasa, 6 Juli 2021.
Meski sudah mengantongi berbagai prestasi nasional dan internasional, atlet kelahiran 15 September 1997 itu menyadari bahwa Olimpiade adalah ajang yang sama sekali berbeda dari ajang olahraga multicabang lain. "Multievent terasa lebih mewakili negara. Lebih terasa membela Indonesia ya walau di ajang lain juga saya membawa nama Indonesia," kata dia.
Menurut Jonatan, suasana di Olimpiade pasti berbeda dari Asian Games yang pernah ia menangi pada 2018. Dengan adanya tambahan formasi pemain dari Benua Eropa, atmosfer pertandingan akan menjadi lebih ketat. Oleh karenanya ia akan menyikapi tantangan itu dengan lebih santai agar tidak terlalu membebani fokus pertandingan.
Meski begitu Jonatan tetap punya kekhawatiran pada jalannya pertandingan yang akan berlangsung di tengah pandemi COVID-19. "Tegangnya bukan karena pertandingan, lebih karena kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi di depan dengan kondisi seperti ini. Di All England kemarin, kami sudah di sana, terus tiba-tiba tidak bisa bertanding. Itu cukup membuat kami terpuruk," ungkap Jojo.
Di sisi lain, Jonatan juga mengaku sedang mematangkan faktor non-teknis karena dinilai bisa menjadi faktor penentu kemenangan di ajang besar. "Persiapan sudah bagus, tapi ini Olimpiade semuanya bisa terjadi. Seperti di Piala Eropa sekarang, tim yang di atas kertas bisa menang tapi kalah. Hal-hal non-teknis kadang lebih banyak bermain di pertandingan besar termasuk Olimpiade. Itu yang saya coba fokuskan sekarang," kata Jonatan.
Aspek non-teknis yang dimaksud Jonatan antara lain pola pikir, fokus bertanding, hingga mental ingin diasah lebih tajam agar siap meladeni lawan-lawan kuat di Olimpiade Tokyo. Ia pun berharap bisa mencapai prestasi terbaik di Olimpiade kali ini. "Harapannya bisa dapat yang terbaik, kalau untuk dapat medali di Olimpiade pasti semua juga ingin, tapi sejauh ini saya mau coba lakukan yang terbaik dulu dan siap berjuang mati-matian," ujarnya.
Jonatan, bersama Anthony Sinisuka Ginting, akan tampil membela Indonesia di Olimpiade Tokyo 2020 pada 23 Juli-8 Agustus. Peraih medali emas Asian Games 2018 ini dan enam wakil Indonesia lainnya yang turun di Olimpiade menyisakan waktu tiga hari untuk memaksimalkan latihan di Tanah Air.
Mereka dijadwalkan bertolak pada Kamis 8 Juli menuju Prefektur Kumamoto, Jepang. Para atlet bulu tangkis akan menjalani proses adaptasi dan aklimatisasi selama 10 hari sebelum menjejakkan kaki di Tokyo.
Baca juga : Jadwal Bulu Tangkis BWF 2021 Terbaru: Indonesia Open dan 2 Turnamen di Bali