TEMPO.CO, Jakarta - Atlet panjat tebing Indonesia sekaligus pencetak rekor dunia speed putra Veddriq Leonardo terkonfirmasi positif Covid-19 setelah meraih medali emas dalam ajang IFSC Climbing World Cup Villars di Swiss.
Ketua Umum Pengurus Besar Federasi Panjat Tebing Indonesia (PB FPTI) Yenny Wahid mengatakan terdapat 4-5 orang dari 16 anggota kontingen yang terpapar Covid-19. Selain Veddriq, Alfian M Fadjri, Desak Made Rita dan ofisial bernama Christina Glorya Purba juga terkonfirmasi positif.
"Ada ofisial juga, yang udah terindentifikasi ada empat orang, tapi ada satu lagi. Tapi masih tunggu diagnosa, antara 4-5 orang," ujar Yenny saat dihubungi Tempo, Rabu, 7 Juli 2021.
Menurut Yenny, kontingen panjat tebing terindentifikasi ketika sudah berada di Zurich untuk kembali ke Tanah Air. Ketika dilakukan tes PCR, kata Yenny, terdapat anggota kontingen yang terindetifikasi Covid. "Karena bergejala ringan, hanya diminta isolasi mandiri, jadi mereka diminta tinggal selama 14 hari di Swiss, dalam kamar hotel saja," ucap dia.
Yenny bercerita masih bisa melakukan rapat virtual dengan anggota kontingen yang berada di Swiss. Menurut dia, kondisi Veddriq dan kawan-kawan hanya demam dan flu ringan. Kondisi gejala ringan itu akibat sistem kekebalan tubuh dari atlet yang jauh lebih baik dan seluruh kontingen telah menjalani vaksinasi. "Hebatnya sih Veddriq itu, dia kemungkinan sudah positif pas kejuaraan, tapi masih bisa juara," ujar dia.
Yenny menambahkan selama menjalani isolasi mandiri, kontingen panjat tebing mendapat suplai vitamin dan obat pereda demam dari Kementerian Luar Negeri melalui Kedutaan Besar Republik Indonesia di Bern, Swiss. FPTI, kata dia, terus menjalani komunikasi dengan Kemlu dan Kementerian Pemuda dan Olahraga untuk memastikan penanganan terbaik bagi atlet. "Untuk obat enggak diberikan, karena kalau obat di Swiss itu harus dengan resep dokter, mereka cuma gejala ringan saja," ucapnya.
Menurut Yenny, untuk biaya isolasi mandiri kontingen selama 14 hari bakal ditanggung secara bersama antara pemerintah dan FPTI. Apalagi, kata dia, ada atlet Petlanas yang memang sudah mendapat alokasi dana melalui APBN. "Untuk nominal belum ditentukan, masih dilihat lagi kebutuhan mereka di sana," kata dia.
Pemerintah Indonesia telah menjamin perawatan atlet dan ofisial panjat tebing yang terpapar Covid-19 maupun kontak erat selama isolasi mandiri aman di Zurich, Swiss. Sekretaris Kemenpora Gatot S Dewa Broto mengatakan pihaknya telah mengirimkan surat permohonan fasilitasi kepada pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia di Bern, Swiss, pada Senin, 5 Juli lalu.
Meskipun hanya empat orang yang dinyatakan positif, seluruh kontingen panjat tebing Indonesia wajib menjalani karantina mandiri selama 14 hari di salah satu hotel di Zurich. "Poinnya kami terima kasih kepada Menteri Luar Negeri untuk turut memonitor (keadaan atlet dan ofisial) di sana, kemudian Kedubes RI yang juga bergerak cepat melindungi warganya," kata Gatot.
Di sisi lain, kata Gatot, pihaknya masih bersyukur kasus ini terindentifikasi setelah pertandingan telah selesai. Dengan begitu, menurut dia, dampaknya tidak meluas seperti kasus All England ketika kontingen bulu tangkis Indonesia dipaksa mundur karena kedapatan sepesawat dengan penumpang positif Covid-19.
"Ini menjadi pelajaran bagi kita bahwa Covid-19 itu masih terjadi di mana-mana. Khususnya, untuk atlet maupun ofisial yang akan berangkat ke Olimpiade dan akan pulang harus aware," ucap dia.
Baca juga : Atlet Panjat Tebing Veddriq Leonardo Positif Covid-19 Usai Juara di Swiss
Baca juga : Tradisi Emas Bulu Tangkis di Olimpiade, Rionny: Beban Kami Memang Berat, tapi...