TEMPO.CO, Jakarta - Woman Grand Master (WGM) Indonesia Irene Kharisma Sukandar menyandang status sebagai pecatur unggulan dalam ajang Piala Dunia Catur atau FIDE World Cup 2021. Meski begitu, mulai bermain di Sochi, Rusia, pada Senin 2021 melawan pecatur asal Chile, Javiera Belen Gomez Barrera, Irene berusaha agar tak menjadikan status tersebut sebagai beban.
"Nanti saya akan mencoba untuk tidak menjadikannya beban," kata Irene dalam konferensi pers virtual, Jumat, 9 Juli 2021. Di pertandingan ini, Irene mendapatkan status unggulan karena memiliki Elo Rating 2413, sedangkan Barrera memiliki Elo Rating 2083 dan hanya bergelar Woman International Master (WIM).
Status sebagai unggulan, menurut Irene, bukanlah beban, tetapi akan dijadikan motivasi untuk berusaha keras bisa melaju ke babak selanjutnya. "Jadi memang menurut saya itu adalah suatu keunggulan, karena secara matematis itu sudah diperhitungkan," ujarnya. Irene pun berharap bisa bermain secara maksimal dan bisa memberikan hasil terbaik di turnamen ini.
Pada kejuaraan FIDE World Cup 2021, Indonesia mengirimkan empat perwakilan yaitu GM Susanto Megaranto, IM Mohamad Ervan, WGM Medina Warda Aulia, dan WGM Irene Kharisma Sukandar. FIDE World Cup 2021 digelar mulai 10 Juli hingga 4 Agustus 2021 yang mempertarungkan total 103 atlet catur dari berbagai negara.
Pengurus Besar Persatuan Catur Seluruh Indonesia (PB Percasi) mengharapkan terciptanya sejarah-sejarah baru yang dicetak atlet Indonesia pada ajang tersebut. "Perjalanan kami ke Piala Dunia ini adalah sejarah, kita bisa empat pecatur yang berpartisipasi di World Cup," kata Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PB Percasi Kristianus Liem yang mendampingi keempat pecatur ke Rusia.
Ia mengakui, keikutsertaan empat pecatur sekaligus dalam Piala Dunia Catur merupakan yang pertama kalinya dan menjadi sejarah baru bagi Indonesia. "Sehingga dalam World Cup nanti pun kami berharap lahir sejarah-sejarah baru lagi, misalnya ada pemain yang lolos sampai babak ketiga," katanya.
Selama ini pecatur Indonesia paling jauh hanya sampai pada putaran atau babak kedua yang dicetak oleh GM Utut Adianto, yang sekarang menjabat Ketua Umum Percasi. "Bahkan dia dua kali mencetak rekor tersebut, yakni waktu di Groningen, Belanda, 1996, dan Tripoli, Libya, 2004. Rekor ini memang sulit dipecahkan," katanya. Adapun GM Susanto Megaranto, yang sudah tiga kali turut serta, dan Irene Kharisma Sukandar (2 kali), selalu gugur di putaran pertama.
Baca juga : 3 Wakil Indonesia di Piala Dunia Catur 2021, Begini Jejak Mereka Sebelumnya