TEMPO.CO, Jakarta - Rio Waida berpeluang membuat kejutan di Olimpiade Tokyo. Ia akan tampil di cabang selancar air atau surfing yang dilombakan pada pesta olahraga dunia empat tahunan edisi kali ini.
Atlet 21 tahun itu sudah mampu bersaing di papan atas dunia. Ia lolos kualifikasi Olimpiade oleh International Surfing Associtaion (ISA) setelah merebut posisi runner up pada ajang ISA World Surfing Games 2019 di Miyazaki, Jepang.
Awalnya, tiket Olimpiade tersebut adalah milik peselancar Jepang, Shun Murakami, yang menjadi juara pada turnamen tersebut. Namun, aturan menggariskan satu negara hanya boleh diwakili dua peselancar dan Jepang sudah memiliki satu wakilnya, yakni Kanoa Igarashi yang lolos seusai masuk top ten Liga Surfing Dunia (WSL) 2019.
Peselancar Indonesia, Rio Waida. Antara/Fikri Yusuf
Untuk mendapatkan satu slot tersisa bagi Jepang, Shun Murakami dan Hiroto Ohhara harus berebut di Surf City El Salvador ISA World Surfing Games 2021. Dengan demikian, tiket milik Jepang yang sempat diamankan Murakami di World Surfing Games 2019 dialokasikan untuk Rio.
Rio telah bermain selancar sejak kecil. Talentanya mulai terlihat saat remaja. Pada 2016, saat berusia 16 tahun, dia berhasil memenangi Quiksilver Young Guns Surf, mengalahkan peselancar remaja terbaik dunia lainnya.
Pada ajang kompetisi yang menghadirkan peselancar dari berbagai negara berusia di bawah 18 tahun itu, Rio berhasil menaklukkan ombak di Oceanside, California, dan berada di posisi pertama menjadi pemenang utama, mengungguli delapan finalis lainnya.
Peselancar Indonesia, Rio Waida. Antara/Fikri Yusuf
Kemenangan tersebut menjadi modal bagi Rio untuk memantapkan kakinya melangkah ke kancah internasional. Masih pada tahun yang sama, meski harus mengakui keunggulan peselancar Jepang Yuji Mori, Rio berhasil finis di posisi ketiga Minami Boso Junior Pro 2016, turnamen yang digelar di Chitose Beach, Minamiboso, Chiba, Jepang.