TEMPO.CO, Jakarta - Komite Olimpiade Internasional (IOC) telah mengizinkan kontingen Tim Pengungsi datang ke Tokyo. Kebijakan itu menjawab spekulasi tentang partisipasi mereka setelah adanya temuan satu kasus Covid-19 di antara staf yang sedang menjalani pemusatan latihan di Qatar.
Sebanyak 26 dari 29 atlet yang tergabung dalam Tim Pengungsi sebelumnya harus menunda keberangkatan mereka ke Tokyo awal pekan ini akibat temuan kasus positif virus corona. “26 atlet, 16 pelatih dan 10 ofisial akan terbang ke Jepang dalam tiga hari ke depan,” demikian pernyataan IOC seperti dikutip Reuters, Ahad, 18 Juli 2021.
IOC meneruskan pernyataannya bajwa, “Rombongan pertama dijadwalkan tiba di Bandara Narita malam ini setelah keberangkatan mereka ke Olimpiade Tokyo tertunda.” Tim Pengungsi Olimpiade Tokyo berjumlah hampir tiga kali lebih besar dibanding Olimpiade Rio de Janeiro 2016.
Para atlet yang akan bertanding menggunakan bendera Olimpiade di Tokyo itu berasal dari beberapa negara, seperti Suriah, Iran, Afganistan, Eritrea, dan Sudan Selatan. Para atlet tersebut akan bertanding pada 12 cabang olahraga.
IOC memperkenalkan Tim Pengungsi pertama kali di Olimpiade 2016 Rio de Janeiro untuk meningkatkan kesadaran terhadap isu pengungsi. Saat itu, ratusan ribu orang dari Timur Tengah melarikan diri ke Eropa untuk menghindari konflik dan kemiskinan di negaranya.
Baca juga : Tim Pengungsi Olimpiade Tunda Perjalanan ke Jepang karena Kasus Covid-19
Baca juga : Kasus Perkosaan Terjadi di Stadion Nasional, Tempat Pembukaan Olimpiade Tokyo