Nama Zohri mulai membetot perhatian publik pada 2018. Ia tampil mengejutkan dalam Kejuaraan Dunia Atletik U-20 2018 di Tampere, Finlandia, pada 11 Juli tahun itu.
Dia mengukir sejarah menjadi sprinter pertama Indonesia yang meraih medali emas pada nomor lari 100 meter, yang merupakan nomor paling bergengsi di cabang atletik.
Bersaing dengan tujuh sprinter junior terbaik dunia, Zohri finis terdepan dengan catatan waktu 10,18 detik, mengalahkan pelari AS Anthony Schwartz dan Eric Harrison yang sama-sama mencatatkan waktu 10,22 detik.
Sprinter muda Lalu Muhammad Zohri (kanan) mencium tangan Presiden Joko Widodo alias Jokowi di Istana Bogor, Jawa Barat, Rabu, 18 Juli 2018. Zohri merupakan peraih medali emas lari 100 meter Kejuaraan Atletik Dunia U-20 di Tampere, Finlandia. ANTARA/Wahyu Putro A
Rentetan prestasi yang diukir Zohri tersebut bisa dibilang cukup fenomenal apalagi kini dia juga dinobatkan sebagai pelari tercepat Asia Tenggara yang memiliki catatan waktu terbaik 10,03 detik.
Sayangnya, Zohri gagal meningkatkan ataupun hanya mempertahankan catatan apik tersebut saat bertanding dalam Kejuaraan Atletik Dunia IAAF 2019 di Khalifa International Stadium Doha, Qatar, 27 September 2019.
Dia hanya mampu menempati urutan keenam nomor 100 meter putra dengan catatan waktu 10,36 detik, dan gagal memenuhi ambisinya untuk mempertajam rekor personalnya hingga menembus 9 detik. Hasil itu pun membuat Zohri tak bisa melaju ke babak berikutnya dan harus pulang ke Tanah Air lebih awal.
Juara dunia lari 100 meter U-20 asal NTB, Indonesia Lalu Muhammad Zohri berpose dengan medali emasnya di Stadion Madya, Senayan, Jakarta, Jumat 27 Juli 2018. Medali ini diraih Zohri dalam Kejuaraan Dunia Atletik Junior U-20 di Finlandia. ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Hasil itu cukup dapat dipahami mengingat minimnya pengalaman Zohri bertanding di ajang Kejuaraan Dunia yang diikuti pelari-pelari elite, seperti jagoan AS Christian Coleman dan Justin Gatlin, serta sprinter Jepang keturunan Ghana, Abdul Hakim Sani Brown.
Selain kurangnya jam terbang, Zohri juga mengakui bahwa ia kerap kehilangan konsentrasi saat sedang berlomba di lintasan, bahkan sering menoleh ke arah pelari yang menjadi pesaingnya.
“Saya memang sering sulit konsentrasi kalau sedang bertanding, bahkan mudah terganggu dengan suara-suara. Tapi saya mencoba untuk melatih diri agar bisa fokus,” kata Zohri.
Selanjutnya: Bagaimana peluangnya di Olimpiade?