TEMPO.CO, Jakarta - Gelembung (bubble) untuk mengendalikan infeksi Covid-19 di Perkampungan Atlet Olimpiade Tokyo dinilai sudah pecah. Hal itu menimbulkan risiko penyebaran infeksi ke masyarakat umum di Jepang.
Penilaian itu disampaikan oleh pakar kesehatan setempat, Kenji Shibuya, yang juga mantan direktur Institute for Population Health di King's College London.
"Jelas bahwa sistem gelembung telah rusak," kata Kenji Shibuya. "Kekhawatiran terbesar saya adalah, tentu saja, akan ada sekelompok infeksi di perkampungan atau di beberapa akomodasi dan muncul interaksi dengan penduduk setempat."
Sejak 2 Juli, penyelenggara Olimpiade Tokyo 2020 telah melaporkan 58 kasus positif di kalangan atlet, ofisial, dan jurnalis. Pada Ahad lalu, kasus Covid-19 pertama muncul di Kampung Atlet, yang akan dihuni 11.000 atlet.
Kenji Shibuya menyatakan, pengujian yang tidak memadai saat kedatangan, kesulitan mengendalikan pergerakan orang saat sudah ada di Tokyo, membuat Olimpiade bisa memperburuk penyebaran varian virus Delta di Jepang.
Presiden Komite Olimpiade Internasional Thomas Bach mengatakan pekan lalu bahwa protokol pengujian dan karantina akan membuat "nol" risiko peserta Olimpiade menginfeksi penduduk di Jepang.
Menurut Shibuya, pernyataan itu membingungkan, membuat marah orang karena kondisi sebenarnya di lapangan benar-benar berlawanan.
Pada bulan April, Shibuya ikut menulis komentar di British Medical Journal bahwa Olimpiade harus "dipertimbangkan kembali" karena ketidakmampuan Jepang untuk menahan kasus virus corona.
Kasus Covid-19 baru di Tokyo mencapai 1.410 pada hari Sabtu, hampir mendekati jumlah selama enam bulan, sementara Olimpiade akan dimulai hanya dalam tiga hari.
Pakar kesehatan masyarakat telah memperingatkan bahwa faktor musiman, peningkatan mobilitas, dan penyebaran varian Delta dapat menyebabkan lonjakan melewati 2.000 kasus per hari di Tokyo pada bulan depan.
Sejauh ini hanya 33 persen orang di Jepang yang telah menerima setidaknya satu dosis vaksin Covid-19. Negara itu masuk jajaran terendah di antara negara-negara kaya, menurut pelacak Reuters.
Selanjutnya: Rekap Jejak Kasus Covid-19 di Olimpiade Tokyo