Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Olimpiade Tokyo, Palagan Terakhir Eko Yuli Irawan Untuk Menggapai Medali Emas

Reporter

Editor

Febriyan

image-gnews
Lifter Eko Yuli Irawan yang akan berlaga dikelas 61 Kg Olimpiade Tokyo 2020 mendapat pijatan seusai berlatih di Hall Tokyo International Forum, Tokyo, Rabu, 21 Juli 2021. Tim Nasional Angkat Besi Indonesia menerjunkan lima orang atlet dalam Olimpiade Tokyo 2020, pertandingan akan berlangsung pada 24 Juli hingga 4 Agustus 2021. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
Lifter Eko Yuli Irawan yang akan berlaga dikelas 61 Kg Olimpiade Tokyo 2020 mendapat pijatan seusai berlatih di Hall Tokyo International Forum, Tokyo, Rabu, 21 Juli 2021. Tim Nasional Angkat Besi Indonesia menerjunkan lima orang atlet dalam Olimpiade Tokyo 2020, pertandingan akan berlangsung pada 24 Juli hingga 4 Agustus 2021. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Lifter Eko Yuli Irawan menjadi salah satu andalan kontingen Indonesia untuk meraih medali emas Olimpiade Tokyo. Medan perang terakhir bagi  pria yang akan berusia 32 tahun pada 24 Juli mendatang itu untuk mempersembahkan medali emas pertama dari cabang angkat besi.

Sepanjang sejarah keikutsertaan Indonesia di ajang Olimpiade, cabang angkat besi sebenarnya cukup rajin menyumbangkan medali. Tercatat 12 medali, 6 perak dan 6 perunggu, telah dipersembahkan lifter-lifter tangguh bagi Merah Putih.

Bagi Eko Yuli, Olimpiade kali ini akan menjadi yang keempat setelah sebelumnya meraih medali perunggu kelas 56kg (Beijing 2008) dan kelas 62kg (London 2012), serta medali perak 62kg di Rio de Janeiro 2016.

Eko sempat menyatakan bahwa ajang kali ini bisa jadi Olimpiade terakhirnya. Pasalnya dengan usia yang sudah menginjak kepala tiga, dia mengaku sangat sulit untuk meningkatkan angkatan terbaiknya.

"Kalau melihat usia mungkin ini bisa yang terakhir. Untuk masalah ke depan kita lihat bagaimana karena untuk mempertahankan mungkin bisa, tetapi untuk meningkatkan sepertinya agak sulit dalam usia 35 tahun. Maka momentumnya di tahun ini yang bisa diperjuangkan," kata Eko, Mei lalu.

Perjuangan Eko Yuli untuk menuju ke Tokyo tak mudah. Dia harus melewati enam kejuaraan yang masuk kualifikasi Olimpiade. Hasilnya, dia menempati posisi kedua kualifikasi akhir Olimpiade Tokyo 2021 dengan mengumpulkan 4.162,7502 poin.

Kejuaraan pertama yang diikuti adalah IWF World Championships 2018 di Ashgabat, Turkmenistan. Di sana, Eko Yuli meraih medali emas sekaligus memecahkan rekor dunia kelas 61 kg dengan total angkatan 317 kg (snatch 143 kg dan clean and jerk 174 kg).

Namun total angkatan dia menurun cukup drastis menjadi 297 kg saat tampil dalam IWF World Cup 2019 di Fuzho, China. Angkatan Eko juga belum membaik saat berlaga pada Asian Championships 2019 di Ningbo, China, ketika dia membukukan total angkatan 299 kg.

Total angkatan lifter kelahiran Lampung itu kembali naik menjadi 306 kg dalam IWF World Championships 2019 di Pattaya, Thailand dan 309 kg pada SEA Games 2019 Vietnam. Pada kedua ajang itu, Eko Yuli berhasil meraih medali emas.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Penampilan Eko terus meningkat dengan total angkatan 310 kg saat meraih medali emas pada Kejuaraan International Fajr Cup 2020 di Rasht, Iran. Kejuaraan itu merupakan kejuaraan terakhir yang diikutinya sebelum pandemi COVID-19.

Meskipun telah melalui babak kualifikasi dengan sangat baik, jalan Eko Yuli Irawan masih sangat terjal untuk meraih medali emas pertama dari cabang Angkat Besi bagi Indonesia di ajang Olimpiade.

Di Tokyo, dia harus menghadapi lifter asal China Li Fabin, yang menempati peringkat pertama dalam klasemen kualifikasi. Li Fabin adalah lifter yang memecahkan rekor dunia total angkatan milik Eko Yuli dari 317 kg menjadi 318 kg (snatch 145 kg dan clean and jerk 173 kg) saat meraih medali emas di IWF World Championships 2019.

Persaingan kedua lifter untuk meraih medali emas Olimpiade bisa dibilang imbang. Sejak pandemi Covid-19 menghentikan seluruh kejuaraan kualifikasi, angkatan total terbaik Li Fabin adalah 312 kg (snatch 142 kg dan clean and jerk 170 kg) saat tampil dalam periode ketiga kualifikasi Olimpiade pada Asian Championships 2020 di Tashkent, Uzbekistan.

Pesaing terdekat Eko lainnya adalah lifter Uzkebistan Ergashev Adkhamjon. Dalam periode ketiga kualifikasi Olimpiade Tokyo, dia membukukan total angkatan 316 kg saat tampil pada Asian Championships 2020 di Tashkent, Uzkekistan.

Selain dua lifter tersebut, rival yang bakal dihadapi Eko di Tokyo diantaranya adalah lifter asal Vietnam, Jepang, Italia, Peru, Kazakhstan, Jerman, dan Arab Saudi.

Selain Eko Yuli Irawan, kontingen Indonesia juga akan diperkuat empat lifter lainnya di Olimpiade Tokyo, yaitu Deni (67 kg), dan Rahmat Erwin Abdullah (73 kg). Selain itu ada dua lifter putri yakni Windy Cantik Aisah (49 kg) dan Nurul Akmal (+87 kg).

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kiat Atlet Angkat Besi, Nurul Akmal, Jaga Makanan selama Puasa Ramadan

1 hari lalu

Lifter Indonesia Nurul Akmal bersiap melakukan angkatan clear and jerk pada kesempatan pertama dalam pertandingan nomor +71 kilogram putri angkat berat SEA Games 2021 Vietnam di Hanoi Sports Training Centre, Hanoi, Vietnam, . Nurul mendapat medali perak setelah meraih total angkatan terbaik kedua 252 kilogram. ANTARA/Aditya Pradana Putra
Kiat Atlet Angkat Besi, Nurul Akmal, Jaga Makanan selama Puasa Ramadan

Atlet angkat besi Indonesia, Nurul Akmal, mengaku telah mengkonsumsi lebih banyak makanan berprotein selama bulan puasa Ramadan.


Rosan Roeslani: Angkat Besi Memiliki Peluang Besar Meraih Emas Olimpiade 2024

2 hari lalu

Lifter Rahmat Erwin Abdullah. Kredit: Pelatih Angkat Besi Indonesia Dirja Wiharja
Rosan Roeslani: Angkat Besi Memiliki Peluang Besar Meraih Emas Olimpiade 2024

Ketua Umum PB PABSI Rosan Roeslani berharap kontingen angkat besi Indonesia mampu menggondol medali emas pertama Olimpiade 2024 Paris.


Komite Olimpiade Internasional Serukan Boikot Pertandingan Olahraga yang Digagas Rusia

8 hari lalu

Cincin Olimpiade digambarkan di depan The Olympic House, markas Komite Olimpiade Internasional (IOC) pada pembukaan rapat dewan eksekutif Komite Olimpiade Internasional (IOC), di Lausanne, Swiss 8 September 2022.Laurent Gillieron/Pool melalui REUTERS
Komite Olimpiade Internasional Serukan Boikot Pertandingan Olahraga yang Digagas Rusia

Komite Olimpiade Internasional menyerukan pada negara anggota agar jangan mengirimkan atlet ke pertandingan olahraga World Friendship Games


Atlet Senam Rifda Irfanaluthfi Akan Berlatih di Belanda sebelum Tampil di Olimpiade 2024

8 hari lalu

Pesenam putri Indonesia Rifda Irfanaluthfi. ANTARA/Zabur Karuru
Atlet Senam Rifda Irfanaluthfi Akan Berlatih di Belanda sebelum Tampil di Olimpiade 2024

PB PERSANI menyiapkan pemusatan latihan (TC) di Belanda untuk pesenam andalan Indonesia Rifda Irfanaluthfi sebelum tampil di ajang Olimpiade 2024.


Sudah Lolos ke Olimpiade 2024, Bagaimana Kabar Terkini Atlet senam Rifda Irfanaluthfi?

9 hari lalu

Atlet senam Rifda Irfanaluthfi saat berlaga. ANTARA/instagram/@rifda_irfanaluthfi
Sudah Lolos ke Olimpiade 2024, Bagaimana Kabar Terkini Atlet senam Rifda Irfanaluthfi?

Atlet senam Indonesia Rifda Irfanaluthfi mengungkapkan persiapannya menuju Olimpiade 2024.


Wawancara Desak Made Rita Kusuma Dewi: Mimpi Saya Ingin di Podium Satu Olimpiade Paris 2024

14 hari lalu

Desak Made Rita Kusuma Dewiatlet panjat tebing. Instagram
Wawancara Desak Made Rita Kusuma Dewi: Mimpi Saya Ingin di Podium Satu Olimpiade Paris 2024

Desak Made Rita Kusuma Dewi menuturkan bagaimana dia awal mula mengenal panjat tebing hingga persiapannya menuju Olimpiade Paris 2024.


Desak Made Rita Kusuma Dewi Ingin Raih Catatan Waktu Kurang Dari 6 Detik di Olimpiade 2024

24 hari lalu

Atlet panjat tebing Indonesia Desak Made Rita Kusuma Dewi saat ditemui di Training Base Hotel Santika Premier Harapan Indah, Bekasi, Jawa Barat, Jumat, 1 Maret 2024. TEMPO/Randy
Desak Made Rita Kusuma Dewi Ingin Raih Catatan Waktu Kurang Dari 6 Detik di Olimpiade 2024

Catatan terbaik Desak Made Rita Kusuma Dewi saat latihan terakhir berada di angka 6,52 detik dan dia ingin bisa lebih cepat di Olimpiade 2024.


Menpora Dito Ariotedjo Targetkan Indonesia Bisa Pertahankan Tradisi Emas di Olimpiade 2024

28 hari lalu

Menteri Pemuda dan Olahraga Dito Ariotedjo. TEMPO/Randy
Menpora Dito Ariotedjo Targetkan Indonesia Bisa Pertahankan Tradisi Emas di Olimpiade 2024

Menpora Dito Ariotedjo menargetkan Indonesia mampu mempertahankan tradisi meraih medali emas di Olimpiade 2024.


Menpora Dito Ariotedjo Berharap Angkat Besi Pecah Telur dan Raih Medali Emas di Olimpiade 2024

29 hari lalu

Lifter Indonesia Rahmat Erwin Abdullah merayakan keberhasilannya meraih medali perunggu dalam cabor angkat besi 73 kg di Olimpiade Tokyo 2020, Tokyo International Forum, Tokyo, Jepang, Rabu, 28 Juli 2021. Rahmat menambah medali bagi Indonesia. REUTERS/Edgard Garrido
Menpora Dito Ariotedjo Berharap Angkat Besi Pecah Telur dan Raih Medali Emas di Olimpiade 2024

Menpora RI Dito Ariotedjo berharap cabang olahraga angkat besi dapat pecah telur medali emas di Olimpiade 2024 Paris.


Banding Ditolak CAS, Rusia Tetap Dilarang Tampil di Olimpiade 2024

33 hari lalu

Olimpiade 2024 Paris.
Banding Ditolak CAS, Rusia Tetap Dilarang Tampil di Olimpiade 2024

CAS menolak banding Rusia soal sanksi larangan mengikuti Olimpiade 2024 Paris yang dijatuhkan oleh Komite Olimpiade Internasional (IOC).