TEMPO.CO, Jakarta - Olimpiade 2020 menjadi kali kedua bagi Refugee Olympic Team (ROT) atau Tim Atlet Pengungsi berpartisipasi. Sebelumnya, ROT berpartisipasi pada Olimpiade 2016 di Rio de Janeiro.
Tim Atlet Pengungsi pertama kali dicetuskan oleh International Olympic Committee (IOC) 2015. Sat itu, IOC menyisihkan dana darurat pengungsi sebesar US$ 1,9 juta dan dana ini didonasikan kepada lembaga-lembaga untuk membantu integrasi para pengungsi dalam bidang olahraga.
Thomas Bach, Presiden IOC, dalam pidato pembukaan Olimpiade 2020 mengatakan bahwa rekan-rekan yang berasal dari tim pengungsi memiliki talenta dan semangat. Bach juga menyerukan bahwa ajang Olimpiade akan menyambut tim pengungsi dengan tangan terbuka dan tanpa diskriminasi serta ajang ini akan memberikan ruang yang aman bagi tim pengungsi.
“Dalam komunitas Olimpiade ini kita semua sama. Kita semua menghormati aturan yang sama,” kata Bach dikutip dari situs resmi Olimpiade Tokyo.
Dalam ajang Olimpiade 2020, tercatat terdapat 29 atlet yang berasal dari ROT untuk bertanding pada 12 cabang olahraga dan berasal dari 11 negara, yaitu Kamerun, DR Kongo, Afganistan, Eritrea, Irak, Iran, Republik Kongo, Sudan, Sudan Selatam, Suriah, dan Venezuela.
EIBEN HEIZIER
Baca juga:
Bulu Tangkis Olimpiade Tokyo: Jonatan Christie Menang Mudah atas Aram Mahmoud