TEMPO.CO, Jakarta - Rahmat Erwin Abdullah adalah salah satu dari lima atlet angkat besi Indonesia yang berlaga di Olimpiade Tokyo 2020. Ia turun di kelas 73kg itu lolos ke Olimpiade Tokyo setelah Federasi Angkat Besi Internasional, IWF, melakukan penyesuaian poin dan kelas dari setiap lifter pada 6 Juni 2021.
Berdasarkan catatan IWF, Rahmat mengumpulkan 3,551.5311 poin. Ia pun berhasil menyusul dua rekan senegaranya yakni Windy Cantika Aisah dan Eko Yuli Irawan yang berhasil menyumbang medali bagi kontingen Indonesia. Rahmat dan Windy menyabet medali perunggu, sedangkan Eko Yuli meraih medali perak.
Perjalanan Rahmat Erwin dalam meraih tiket Olimpiade bisa dibilang cukup mendebarkan. Pasalnya, berdasarkan data IWF hingga April 2021, Rahmat Erwin masih berada di peringkat ke-22 dunia. Sementara itu, dalam setiap nomor, hanya 13 lifter yang mendapat tiket ke Olimpiade Tokyo yang terdiri atas delapan teratas dunia dan lima lifter wakil dari setiap kontinen atau benua.
Meski berada di luar delapan besar, Rahmat, yang berada di peringkat ke-11 itu, pada akhirnya berhak tampil di Olimpiade Tokyo 2020 lewat jalur kontinental. Ia menjadi lifter berperingkat terbaik mewakili Asia di luar posisi delapan besar.
Hasil itu juga dipengaruhi oleh raihan emas Asian Junior Championships 2019 di Tahskent. Ia juga berhasil meraih medali perunggu untuk kategori clean and jerk dalam Asian Championships 2020 di Tashkent, Uzbekistan, April 2021.
Setelah itu, Rahmat diberi kesempatan oleh IWF untuk memperbaiki peringkatnya dengan ambil bagian di World Junior Championships 2020 di Tashkent, Mei 2021. Kejuaraan ini merupakan kejuaraan kualifikasi terakhir untuk cabang angkat besi.
Di sana, Rahmat diperkenankan ambil bagian hanya untuk memperbaiki peringkat, tidak memperebutkan medali. Hasilnya, ia finis di posisi kedua dengan total angkatan 331kg (snatch 143kg dan clean and jerk 188kg).
Selain hasil positif di tiga kejuaraan kualifikasi terakhir itu, kelolosan Rahmat ke Tokyo juga tak luput dipengaruhi beberapa hal. Salah satunya adalah aturan IWF yang menyebut bahwa setiap negara hanya bisa menurunkan satu lifter di setiap kelas Olimpiade, penyesuaian lifter, hingga adanya lifter yang terjerat kasus doping. Peringkat Rahmat pun naik ke 10 besar sehingga memenuhi syarat untuk mengisi jatah kontinental.
Selanjutnya Rahmat Erwin Abdullah dan rekam jejak prestasinya...