TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu cabang olahraga yang diperbincangkan di Indonesia dalam Olimpiade Tokyo 2020 adalah badminton. Selain sebagai olahraga yang menyehatkan fisik, menurut penelitian di Inggris badminton juga baik kesehatan mental.
CEO Mental Health Foundation, Jenny Edwards, mengatakan olahraga dapat memainkan peran besar dalam meningkatkan kesehatan mental. Merujuk penelitian yang dilakukan mereka, melakukan dua setengah jam olahraga cepat setiap minggu dapat mengurangi kemungkinan depresi hingga sepertiga.
“National Health Service dan sejumlah badan amal kesehatan mental yang kami ajak bekerja sama kini merekomendasikan bulu tangkis sebagai bagian dari pemulihan pasien,” tulis pernyataan Badminton England, sebuah organisasi pemerhati bulu tangkis di Inggirs, 17 Mei 2020.
Saat berada di lapangan, menurut riset Badminton England, dikatakan dapat membantu meningkatkan tingkat energi, meningkatkan kesehatan dan kebugaran sambil meningkatkan kepercayaan diri dan harga diri pasien.
Ada enam alasan mengapa badminton bagus untuk kesehatan mental
Pertama, saat bermain badminton membutuhkan orang lain sehingga terjadi interaksi sosial. Dari interaksi tersebut membantu membangun kepercayaan diri dan menghasilkan perasaan positif setelah pertandingan.
Kedua, bermain badminton dapat mengalihkan perhatian dari kehidupan sehari-hari sehingga dapat meringankan stres, kecemasan, bahkan depresi.
Selanjutnya, badminton dapat melatih dan meningkatkan konsentrasi. Selain itu saat bermain dibutuhkan fokus dan respon cepat sehingga akan membuat semakin gesit dan waspada. Terlebih saat bermain ganda membutuhkan kerja sama tim yang baik dan kesadaran mengenai sesuatu yang terjadi.
Alasan keempat, bermain badminton melibatkan otak secara positif dengan memikirkan apa yang dilakukan. Seperti memutuskan harus melakukan servis, merespon secara cepat terhadap smash, atau harus berdiri di lapangan sebelah mana.
Kelima, selain otak memikirkan hal positif, badminton juga meningkatkan endorfin, hormon yang mengurangi rasa sakit alami dari tubuh. Saat memenangkan pertanding atau mendapat poin saat reli panjang membuat otak dan tubuh merasa senang.
Terakhir, orang yang bermain badminton selama satu jam setiap hari menjadi lebih penuh perhatian, mudah menyesuaikan diri, dan memiliki respons kardiovaskuler dan neurohumoral yang lebih aktif terhadap tekanan mental.
Dengan bermain badminton rutin tiap hari memang tidak langsung menjadikan seseorang sebagai pemenang olimpiade, namun setidaknya dapat memenangkan diri dari kesehatan mental.
TATA FERLIANA
Baca juga:
Kalah di Semifinal Olimpiade, Anthony Ginting: Gaya Permainan Chen Long Berubah