TEMPO.CO, Jakarta - Ribuan atlet saat ini sedang memperebutkan 1.017 medali dari 339 perlombaan di Olimpiade Tokyo 2020. Ribuan atlet bersaing demi bisa mengalungkan medali emas di atas podium kemenangan.
Medali di Olimpiade Tokyo 2020 ini didesain oleh seniman Jepang, Junichi Kawanishi. Masing-masing medali baik emas, perak atau perunggu berdiameter 85 milimeter dengan ketebalan berkisar dari 7,7 mm hingga 12,1 mm.
Mengutip CNN.com, Selasa, 3 Agustus 2021, 92,5 persen bahan baku medali emas Olimpiade Tokyo 2020 ini terbuat dari perak. Sisanya dengan kandungan emas sekitar 6 gram dari total berat 556 gram.
Medali perak terbuat dari perak murni dan beratnya sekitar 550 gram. Sedangkan medali perunggu beratnya sekitar 450 gram dan terbuat dari 95 persen tembaga dan 5 persen seng.
Dengan begitu, medali emas ini akan bernilai sekitar US$ 800 atau Rp 11,5 juta. Sedangkan perak akan bernilai sekitar US$ 450 atau Rp 6,4 juta dan perunggu sekitar US$ 5 atau Rp 72 ribu. Namun nilai ini tidak sebanding dengan perjuangan para atlet saat berlaga.
Menurut catatan sejarah olimpiade, satu-satunya medali emas yang terbuat dari logam emas murni adalah pada saat Olimpiade St. Louis pada tahun 1904 dan Olimpiade London pada tahun 1908.
WINDA OKTAVIA
Baca juga:
Ini Alasan Mengapa Atlet Olimpiade Selalu Menggigit Medali Saat Berpose
