TEMPO.CO, Jakarta - Pembalap Repsol Honda Pol Espargaro mengakui hasil balapan di MotoGP Syria, Ahad lalu, adalah hasil yang memalukan. Pembalap Spanyol itu hanya mampu finis di posisi ke-16, terpaut 23,15 detik dari pemenang balapan, Jorge Martin dari Pramac Ducati.
Dengan hasil itu, Espargaro gagal mengulang kesuksesan bersama KTM tahun lalu. Di MotoGP 2020, ia berhasil meraih pole position dan naik podium ketiga setelah bersaing ketat dengan Jack Miller dan Miguel Oliveira. .
Namun, bersama Repsol Honda, pembalap bernomor 44 itu dibuat putus asa. Gagal di sesi kualifikasi dan ketiadaan cadangan ban membuatnya gagal memanfaatkan balapan yang sempat dihentikan karena insiden tabrakan yang melibatkan Dani Pedrosa dan Lorenzo Savadori tersebut. "Rencanakan strategi yang berbeda membuat kami putus asa," ujarnya.
“Saya putus asa di kualifikasi pertama dan saya memakai ban medium, yang berarti kami kehabisan ban cadangan jika balapan dihentikan karena bendera merah. Ketika bendera merah terjadi, saya tidak memiliki ban cadangan seperti yang dimiliki semua pembalap," kata Espargaro menambahkan.
“Itu benar-benar bencana. Dari lap pertama hingga terakhir, saya menyelesaikan balapan dengan berada jauh di belakang di grid. Ini memalukan karena sebenarnya trek ini sangat cocok untuk saya. Saya membalap dengan cepat di sini, saya hampir meraih kemenangan tahun lalu dengan pole position. Itu agak memalukan.”
Espargaro mengatakan masalah utama baginya di Honda adalah kurangnya cengkeraman di bagian belakang motornya. “Cengkeraman belakang adalah masalah motor saya. Sudah seperti itu sejak seri Qatar dan jika Anda tidak mengubah apa pun pada motor, itu akan tetap menjadi masalah yang sama."
“Di masa lalu, di motor lain, saya menggunakan rem belakang untuk membantu saya membelokkan motor, menghentikan motor di tikungan tengah dan menghindari tekanan pada rem depan. Masalahnya ketika tidak memiliki grip belakang, Anda tidak dapat menggunakan rem belakang," ujar pembalap 30 tahun itu.
Pol Espargaro meneruskan, "Jika kami mendapatkan grip di belakang seperti yang lain, kami bisa lebih baik, kami akan berbelok dan berakselerasi lebih cepat. Semuanya menyakitkan, grip belakang adalah kunci dari era baru MotoGP ini dan jika tidak memilikinya, Anda akan mati.”
MOTORSPORT | MOTOGP
Baca juga : Lorenzo Savadori Sukses Jalani Operasi, Absen di MotoGP Austria