TEMPO.CO, Jakarta - Atlet bulu tangkis ganda putri Greysia Polii / Apriyani Rahayu membeberkan metode latihan yang diberikan oleh jajaran pelatih menjelang penampilan di Olimpiade Tokyo 2020. Konsep latihan ini, menurut keduanya, berhasil mengantarkan mereka meraih medali emas, sekaligus menorehkan rekor bagi ganda putri Indonesia di pesta olahraga terbesar empat tahunan tersebut.
Menurut Apriyani, salah satu hal penting yang perlu disiapkan adalah daya tahan otot. "Semua jajaran pelatih memang termasuk pelatih fisik telah berkoordinasi untuk bisa menambah power saya dan Kak Greys dan untuk menambah daya tahan bisa lebih lama. Memang sudah dipersiapkan," ujar Apriyani dalam Talk Show Virtual Edisi Khusus Olimpiade Tokyo pada Kamis, 18 Agustus 2021.
Greysia / Apriyani berhasil merebut medali emas Olimpiade Tokyo setelah mengalahkan ganda putri asal Cina, Chen Qingchen / Jia Yi Fan pada babak final yang berlangsung 2 Agustus lalu. Raihan emas itu adalah emas satu-satunya dari cabang bulu tangkis sekaligus menjadi rekor untuk nomor ganda putri meraih emas di ajang Olimpiade.
Dalam kesempatan yang sama, Greysia mengutarakan metode latihan yang berbeda dengan Apriyani Rahayu. Perbedaan itu karena perbedaan usia dan pengalaman. "Kalau segi teknik saya sudah ada di top performance, Apri harus di-upgrade, dari segi fisik saya tidak bisa dipaksakan, Apri yang harus dipaksakan, benar-benar harus jadi top level. Kalau segi mental kami sama-sama harus bisa saling mengimbangi," ujar Greysia.
Selain itu, Greysia selalu berdiskusi oleh jajaran pelatih seperti Eng Hian dan Chafidz Yusuf perihal konsep latihan. Menurut dia, pengalamannya tampil berbagai ajang besar berguna untuk menyusun metode latihan yang cocok. "Kami berdiskusi, tidak terus konsep latihannya dari pelatih. Coach Eng Hian selalu bertanya apa yang saya butuhkan, dan apa yang Apri butuhkan," kata Greysia.
Secara teknik, Greysia menyebutkan, pengalamannya adalah modal berharga saat bermain di Musashino Forest Sports Plaza. Ia juga pernah beraksi di tempat yang sama pada ajang Japan Open 2019. Menurut dia, konsep latihan juga disusun berdasarkan shuttlecock di Jepang yang biasanya punya ukuran lebih berat.
"Adaptasi lapangan yang lebih besar pun jadi fokus utama. Shuttlecock-nya seberat apa, anginnya bagaimana, minimal kami sudah tahu dan hafal, itu yang kami persiapkan dua bulan sebelumnya. Itu kunci dari latihan yang kami lakukan, kita melihat dan beradaptasi dengan stadium yang dipakai di Olimpiade. Itu sangat efektif dalam latihan, sehingga persiapan berbeda dengan latihan pada ajang lain," kata Greysia Polii.
Baca juga : Olimpiade Tokyo: Greysia dan Apriyani Dapat Hadiah Apartemen dari Lukas Buntoro