TEMPO.CO, Jakarta - Pada perhelatan Paralimpiade Rio de Janeiro 2016 yang diadakan di Negara Brazil, kontingen Cina berhasil menjadi juara umum di pergelaran olahraga tersebut. Dikutip dari bbc.com, Cina meraih 239 medali dengan total perincian 107 medali emas, 81 medali perak, dan 51 medali perunggu.
Inggris Raya berada di posisi kedua dengan mengoleksi 64 medali emas, 39 perak, dan 44 perunggu. Sedangkan peringkat ketiga ditempati oleh Ukraina yang mengoleksi 41 emas, 37 perak, dan 17 perunggu.
Sementara itu di antara negara-negara Asia Tenggara, Thailand mencatat prestasi terbaik, dengan menempati posisi ke-23. Negeri Gajah Putih itu telah mendulang sebanyak 9 medali yang terdiri dari 6 emas, 6 perak, dan 6 perunggu. Sedangkan kontingen Indonesia hanya menempati posisi ke-76 dengan raihan satu medali perunggu. Satu-satunya medali itu diraih oleh Ni Nengah Widiasih yang merupakan atlet angkat besi.
Atlet asal Bali tersebut telah mempersembahkan medali pertama dan satu-satunya untuk Indonesia pada ajang Paralimpiade Rio 2016 di Pavilion 2 Rio Centro, Brasil. Ni Nengah Widiasih, yang sudah mengalami lumpuh pada kedua kaki sejak usia empat tahun akibat penyakit polio, lifter itu telah meraih medali perunggu cabang angkat besi nomor 42 kg putri.
Perolehan 1 medali perunggu tersebut akhirnya menyamai prestasi di Paralimpiade 2012 London. Empat tahun lalu, medali perunggu telah didapatkan oleh petenis meja asal Indonesia yang bernama David Mikel Jacob.
PRIMANDA ANDI AKBAR
Baca: Paralimpiade Tokto 2020 Kloter Terakhir Kontingen Indonesia Bertolak ke Jepang