Menurut Tinton, arena Super Star tidak bisa digantikan karena pesertanya harus memiliki Lisensi A Eropa. Ananda, menurut Tinton, adalah satu-satunya pembalap Indonesia yang memiliki lisensi itu. “Tidak ada yang bisa gantikan Nanda,” katanya.
Ananda Mikola Soeprapto – lahir di Jakarta, 27 April 1980, pertama kali mengikuti lomba balap pada 1993, ketika usianya baru 13 tahun, dengan kendaraan Honda V-tech Grup N. Pembalap favoritnya adalah almarhum Ayrton Senna, juara dunia tiga kali Formula 1 asal Brasil.
Mikola dibelakang nama Ananda diadopsi dari nama pereli veteran dan mantan juara dunia, Hannu Mikola. Tinton Soeprapto, ayah Ananda, yang pernah menjadi navigator Hannu Mikola dalam kejuaraan reli di Medan, Sumatera Utara pada 1976, sangat terkesan dengan pereli Finlandia itu sehingga menamakan putranya dengan Ananda Mikola.
Nanda – begitu Ananda Mikola biasa dipanggil – bercita-cita ingin tampil di Formula 1, arena balap paling bergengsi di dunia. Bakat balapnya sudah dia perlihatkan ketika masih kanak-kanak dan berkali-kali menjuarai lomba balap sepeda BMX pada 1986. “Saya suda melihat bakat balapnya sejak dia kecil,” kata Tinton.
Ananda tampil di Formula 3000 pada 1999 hingga 2001. Pada musim lomba 2005 dia menjuarai Asian F3. Ananda ikut membela tim A1 Indonesia di arena A1 GP selama dua musim, yaitu 2005/2006 dan 2006/2007.
Di arena Speed Car – arena balap yang mirip balapan Nascar di Amerika - Ananda tampil di empat seri di Uni Emirat Arab, Bahrain, Indonesia, dan Malaysia. Lomba ini digelar akhir 2007 hingga pertengahan 2008. Di Sirkuit Sentul, Ananda menempati urutan ketiga. Ananda terakhir balapan arena Formula 3000 di Italia, Juni lalu. Dia meraih peringkat ketiga.
“Saya bangga dengan Ananda karena dia selalu memberikan prestasi buat saya, juga negara ini,” kata Tinton. YON MOEIS