Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

10 Klasifikasi dalam Paralimpiade, Medali Lebih Banyak daripada Olimpiade

Reporter

image-gnews
Atlet renang asal Amerika Serikat, Natalie Sims bertanding dalam 400 meter gaya bebas di ajang Paralimpiade Tokyo 2020 di Tokyo Aquatics Centre, Tokyo, Jepang, 25 Agustus 2021. REUTERS/Molly Darlington
Atlet renang asal Amerika Serikat, Natalie Sims bertanding dalam 400 meter gaya bebas di ajang Paralimpiade Tokyo 2020 di Tokyo Aquatics Centre, Tokyo, Jepang, 25 Agustus 2021. REUTERS/Molly Darlington
Iklan

TEMPO.CO, JakartaParalimpiade diartikan sebagai olahraga untuk atlet difabel yang telah dilaksanakan selama lebih dari 100 tahun terakhir. Sejarah paralimpade diperkenalkan secara luas tidak sekitar Perang Dunia II. Tujuannya saat itu adalah untuk membantu sejumlah veteran perang dan warga sipil yang terluka selama masa perang.

Kisah awalnya bermula pada 1944, atas permintaan Pemerintah Inggris, Dr Ludwig Guttmann membuka pusat cedera tulang belakang di Rumah Sakit Stoke Mandeville di Inggris Raya, dan seiring waktu, olahraga rehabilitasi berkembang menjadi olahraga rekreasi dan kemudian menjadi olahraga kompetitif.

Lalu berlanjut pada  29 Juli 1948, di saat itu bertepatan dengan hari Upacara Pembukaan Olimpiade London 1948, Guttmann menyelenggarakan kompetisi pertama untuk atlet kursi roda yang ia beri nama Stoke Mandeville Games, sebuah tonggak sejarah dalam sejarah Paralimpiade. Mereka melibatkan 16 prajurit dan wanita yang terluka yang ikut serta dalam memanah.

Kemudian pada 22 September 1989, Komite Paralimpiade Internasional didirikan sebagai organisasi nirlaba internasional di Dusseldorf, Jerman, untuk bertindak sebagai badan pengatur global Gerakan Paralimpik.

Dalam paralimpiade dikenal dengan istilah klasifikasi, sehingga jumlah medali yang diperebutkan dalam satu nomor pertandingan jauh lebih banyak dibandingkan gelaran Olimpiade. 

Mengapa bisa demikian? Klasifikasi nomor lomba di Paralimpiade lebih beragam. Untuk satu nomor perlombaan Olimpiade misalnya, bisa menjadi beberapa nomor perlombaan di Paralimpiade, menyesuaikan kategori difabel tiap atlet.

Seperti contoh, dari nomor lari 100 meter putra misalnya, hanya satu nomor untuk Olimpiade tetapi ada lima nomor untuk Paralimpiade. Klasifikasi kelima nomor perlombaannya adalah gangguan penglihatan, kursi roda, celebral palsy, amputasi, dan prostesis (alat bantuan/kaki palsu).

Ada pula klasifikasi atlet difabel ini dikelompokkan kembali berdasarkan derajat keterbatasan aktivitas akibat dari gangguan difabelnya. Dalam hal ini ada tiga langkah yang digunakan IPC dalam menetapkan klasifikasi.

Ketiga langkah klasifikasi tersebut adalah apakah disabilitas memenuhi kriteria minimum olahraga, apakah difabelnya memenuhi syarat untuk olahraga tertentu, dan kelas olahraga yang paling tepat menggambarkan batasan aktivitasnya. IPC lantas menetapkan 10 kategori atlet di Paralimpiade.

1. Kekuatan otot.  
Yang dimaksud disini adalah berkurangnya kekuatan otot atau kelompok otot, seperti otot satu anggota badan atau bagian bawah tubuh yang disebabkan, misalnya, cedera tulang belakang, bifida, polio, dan spina.

2. Rentang gerakan pasif
Maksudnya adalah rentang gerakan sendi yang berkurang secara permanen, misalnya karena arthrogryposis. Hipermobilitas sendi, ketidakstabilan sendi, dan kondisi akut, seperti artritis, tidak dianggap memenuhi syarat.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

3. Anggota gerak
Yaitu tidak adanya tulang atau persendian total atau sebagian sebagai akibat trauma (misalnya kecelakaan mobil), penyakit (misalnya kanker tulang) atau defisiensi anggota badan bawaan (misalnya dysmelia).

4. Perbedaan panjang kaki
Pemendekan tulang pada satu kaki karena kelainan bawaan atau trauma.

5. Perawakan pendek
Yakni berkurangnya tinggi badan saat berdiri karena dimensi abnormal tulang tungkai atas dan bawah atau batang tubuh, misalnya karena akondroplasia atau disfungsi hormon pertumbuhan.

6. Hypertonia
Yakni peningkatan ketegangan otot yang tidak normal dan berkurangnya kemampuan otot untuk meregang, karena kondisi neurologis, seperti cerebral palsy, cedera otak, atau multiple sclerosis.

7. Ataksia
Kurangnya koordinasi gerakan otot karena kondisi neurologis, seperti cerebral palsy, cedera otak atau multiple sclerosis.

8. Athetosis
Umumnya ditandai dengan gerakan yang tidak seimbang, tidak disengaja, dan kesulitan dalam mempertahankan postur simetris, karena kondisi neurologis, seperti cerebral palsy, cedera otak, atau multiple sclerosis.

9. Gangguan Penglihatan
Kategori ini melingkupi samar penglihatan yang dipengaruhi oleh kerusakan struktur mata, saraf optik atau jalur optik, dan atau korteks visual.

10. Gangguan Intelektual
Ini adalah keterbatasan dalam fungsi intelektual dan perilaku adaptif seperti diekspresikan dalam keterampilan adaptif konseptual, sosial, dan praktis, yang dimulai sebelum usia 18 tahun. Klasifikasi ini menjadi pertimbangan pula di Paralimpiade Tokyo 2020.

PRIMANDA ANDI AKBAR 

Baca: Pembukaan Paralimpiade Tokyo 2020 Begini Seragam Defile Kontingen Indonesia

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


4 Masalah Mata yang Mulai Mengganggu di Usia 40-an

14 hari lalu

Warga lanjut usia memeriksakan matanya dalam pelayanan kesehatan gratis di Kranji, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (31/1). Pemeriksaan diberikan kepada kalangan warga lanjut usia kurang mampu untuk mencegah bertambahnya angka kebutaan di Indonesia, khususnya perkotaan. TEMPO/Tony Hartawan
4 Masalah Mata yang Mulai Mengganggu di Usia 40-an

Setelah usia mencapai 40-an, risiko masalah mata pun meningkat dan perlu diwaspadai. Berikut empat masalah tersebut.


Dokter Penjara Israel: Tahanan Palestina Harus Diamputasi karena Diborgol 24 Jam

15 hari lalu

Ilustrasi napi di penjara. Shutterstock
Dokter Penjara Israel: Tahanan Palestina Harus Diamputasi karena Diborgol 24 Jam

Dokter Israel di rumah sakit lapangan di dalam penjara yang menampung warga Palestina asal Gaza menyebut hal ini merupakan pelanggaran hukum


Kemensos Berikan Gelang Khusus Disabilitas

16 hari lalu

Kemensos Berikan Gelang Khusus Disabilitas

Penyandang disabilitas sering kali menghadapi risiko yang tinggi dalam kehidupan sehari-hari.


Memahami Gangguan Saraf Papiledema, Penyebab dan Gejala

17 hari lalu

ilustrasi periksa mata (pixabay.com)
Memahami Gangguan Saraf Papiledema, Penyebab dan Gejala

Papiledema adalah pembengkakan kepala saraf kedua yang terjadi secara bersamaan antara dua mata. Cek gejalanya.


Heru Budi Ajak Penyandang Disabilitas Ngabuburit Naik MRT

25 hari lalu

Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono usai meninjau Instalasi Jaringan Distribusi Air PAM di Kelurahan Kebon Kosong di Jl. Kemayoran Gempol RW.04 Kel. Kebon Kosong, Selasa, 24 November 2023. Tempo/Mutia Yuantisya
Heru Budi Ajak Penyandang Disabilitas Ngabuburit Naik MRT

Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Purnomo mengajak penyandang disabilitas ngabuburit naik Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta


BUMN Buka Rekrutmen Mulai Besok, Ada Tes Wawasan Kebangsaan di Awal

29 hari lalu

Ilustrasi lowongan pekerjaan. ANTARA/R. Rekotomo
BUMN Buka Rekrutmen Mulai Besok, Ada Tes Wawasan Kebangsaan di Awal

Rrekrutmen Bersama BUMN (RBB) dimulai Sabtu, 23 Maret 2024. BUMN menyediakan 688 lapangan pekerjaan dengan 1.830 posisi.


Gejala Diabetes yang Terdeteksi di Mata, Bahaya Jika Didiamkan

33 hari lalu

Ilustrasi pemeriksaan mata. shutterstock.com
Gejala Diabetes yang Terdeteksi di Mata, Bahaya Jika Didiamkan

Ada beberapa gejala diabetes yang terdeteksi di mata dan bila didiamkan akan menyebabkan kehilangan penglihatan.


Cara Mengatasi Mata Merah, Kapan Harus Periksa ke Dokter?

37 hari lalu

ilustrasi periksa mata (pixabay.com)
Cara Mengatasi Mata Merah, Kapan Harus Periksa ke Dokter?

Dokter memberikan tips mengatasi mata merah. Namun bila tak juga sembuh maka harus diperiksakan ke dokter mata karena efeknya bisa serius.


Apakah Alkohol Bisa Menyebabkan Kebutaan? Begini Penjelasannya

39 hari lalu

Ilustrasi pria minum alkohol. campusdiary.co.ke
Apakah Alkohol Bisa Menyebabkan Kebutaan? Begini Penjelasannya

Mengonsumsi alkohol secara berlebihan dapat menyebabkan masalah penglihatan, termasuk kebutaan.


Jokowi Target Pembangunan Paralympic Training Center di Karanganyar Selesai Akhir Tahun Ini

43 hari lalu

Presiden Joko Widodo atau Jokowi (tengah) didampingi Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Dito Ariotedjo (tiga dari kanan) serta sejumlah pejabat lainnya memencet sirene sebagai tanda dimulainya pembangunan Paralympic Training Center di Desa Delingan, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Jumat, 8 Maret 2024. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE.
Jokowi Target Pembangunan Paralympic Training Center di Karanganyar Selesai Akhir Tahun Ini

Jokowi menghadiri acara peletakan batu pertama pembangunan Paralympic Training Center di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Jumat, 8 Maret 2024.