TEMPO.CO, Jakarta - Seperti apa perbedaan pembinaan bulu tangkis di Malaysia dan di Indonesia? Dua pelatih Indonesia yang melatih di negeri Jiran, Hendrawan dan Flandy Limpele, menjelaskannya.
Pelatih tunggal putra Malaysia, Hendrawan, telah 12 tahun melatih di bawah naungan Asosiasi Badminton Malaysia (BAM). Ia mengatakan fokus pembinaan pemain muda pada Pemusatan latihan yang berada di setiap daerah.
Hal ini berbeda dengan konsep di Indonesia yang atlet potensial berlatih di klub besar seperti PB Jaya Raya, PB Djarum, maupun PB Tangkas sebelum direkrut masuk ke Pelatnas oleh PBSI.
"Kalau di sini konsepnya semuanya kebanyakan dari provinsi, setiap provinsi ada pembinaan, ada Pelatda. Di sini provinsi punya peranan penting untuk pembinaan bulu tangkis," ujar Hendrawan saat dihubungi Tempo, Selasa, 24 Agustus 2021.
Pelatih bulu tangkis Indonesia, Hendrawan. (foto: Dok. Pribadi)
Pelatih berusia 49 tahun menuturkan atlet terbaik Malaysia dari setiap provinsi bakal mengikuti seleksi tahunan untuk bergabung ke Pelatnas. Untuk konsep, Hendrawan menyebutkan mirip Pelatnas Cipayung yang diberi nama Akademi Badminton Malaysia yang berada di Bukit Kiara. Dulu pernah ada juga pusat pembinaan pemain di Bukit Jalil Sports School.
"Sekarang dijadikan satu di bawah Akademi Badminton Malaysia," kata Hendrawan yan pernah melatih tunggal putri Indonesia dari periode 2004-2009.
Hendrawan menyebutkan atlet yang berada di Akademi Badminton Malaysia dari pemain junior U-13 sampai pemain senior seperti tunggal putra Lee Zii Jia maupun ganda putra Aaron Chia/Soh Wooi Yik.
"Cuma waktu latihan atlet junior dan senior berbeda, tapi tinggal jadi satu di asrama Akademi Badminton Malaysia," kata dia.
Selanjutnya: Kata Flandy Limpele