TEMPO.CO, Jakarta - Tak berlebihan bila Leani Ratri Oktila dijuluki "Ratu Para-badminton". Di Paralimpiade Tokyo 2020 ia membuktikan statusnya itu dengan menjadi atlet Indonesia tersukses dengan torehan dua emas dan satu perak.
Presiden Joko Widodo pun ikut memujinya, dalam unggahan di akun instagramnya. “Tak ada yang bisa menghentikan Leani Ratri Oktila mendulang medali untuk Indonesia di Paralimpiade Tokyo. Kemarin, ia mempersembahkan medali emas dari bulutangkis ganda putri. Hari ini, dua medali ia raih di dua final,” tulis Jokowi.
Ahad hari ini, 5 September 2021, Leani Ratri merebut dua medali sekaligus. Perak ia raih di nomor tunggal putri SL4. Setelah itu perak ia dapatkan bersama Hary Susanto di nomor ganda campuran SL3-SU5. Sehari sebelumnya, sekeping emas juga ia raih bersama Khalimatus Sadiyah di nomor ganda putri SL3-SU5.
Pasangan ganda campuran Leani Ratri Oktila/Hary Susanto berselebrasi usai meraih emas. REUTERS/Athit Perawongmetha
Leani berperan besar membantu Indonesia memenuhi targetkanya. Secara total kontingen Merah Putih pulang membawa dua medali emas, tiga perak, dan empat perunggu. Mereka berada si posisi 42 klasemen torehan medali, naik dari peringkat 76 pada Paralimpiade 2016 dengan koleksi satu perunggu.
Sebenarnya, torehan Leani Ratri itu tak mengejutkan. Para-badminton baru pertama kali dipertandingkan di Paralimpiade. Atlet asal Riau ini sejak awal dianggap sebagai unggulan karena sudah memiliki segudang prestasi.
Dia adalah peraih gelar juara dunia tunggal putri SL4 pada 2019. Leani juga merupakan atlet para-badminton peringkat pertama dunia di tiga nomor yakni tunggal putri SL4, ganda putri SL3-SU5 bersama Khalimatus Sadiyah, dan ganda campuran SL3-SU5 bersama Hary Susanto. Jadi dua emas dan satu perak darinya memang sejak awal sudah diharapkan.
Leani Ratri Oktila / Khalimatus Sadiyah meraih medali emas Paralimpiade Tokyo dari cabang para-badminton. (NPC Indonesia)
Untuk sampai ke posisi sekarang, Leani Ratri sudah melewati jalan panjang. Atlet berusia 30 tahun mengenal bulu tangkis sejak masih berumur tujuh tahun dengan dibimbing langsung oleh orang tuanya. Bakatnya menonjol dan sehingga mampu mencatatkan prestasi sejak usia muda, termasuk mewakili provinsinya dalam ajang nasional.
Selanjutnya: Beralih ke Para-Badminton karena Kecelakaan