TEMPO.CO, Jakarta - Pelatih ganda putra Malaysia, Flandy Limpele, mengucapkan selamat menikmati masa pensiun kepada Richard Mainaky yang memutuskan tidak lagi melatih sektor ganda campuran Indonesia sejak 27 September mendatang.
"Saya mengucapkan selamat pensiun, nikmati waktu pensiun dan terima kasih untuk semuanya," tulis Flandy Limpele di akun Instagramnya, Rabu, 8 September 2021. Mantan pemain ganda itu memberi izin Tempo untuk menggunakan postingannya.
Flandy yang pernah memperkuat Tim Nasional Indonesia pun mengenang masa-masa berlatih di bawah didikan Richard Mainaky. Ia yang lebih dikenal sebagai spesialis ganda putra sempat dipercayakan oleh Richard memperkuat sektor ganda campuran pada penghujung karier sebagai pemain. Ketika itu Flandy dipasangkan bersama Vita Marissa.
Sebagai atlet ganda putra Flandy sempat menduduki peringkat 1 dunia bersama Eng Hian di era 2000-an.
"Berencana gantung raket tahun 2005, lalu beliau memberi saya kesempatan bermain di ganda campuran bersama Vita Marissa yang saat itu sedang mencari pasangan. Meskipun sudah berumur 32 tahun saya masih diberi “kehidupan” memperpanjang karier di Pelatnas," kata Flandy Limpele.
Flandy Limpele. Doc. Pribadi.
Ia merasa senang karena kesempatan bermain di ganda putra membuatnya bisa tampil 4 kali beruntun di olimpiade. "Terima kasih memberi kesempatan mengukir prestasi di usia yang tidak muda lagi bahkan menjadikan Olimpiade Beijing 2008 sebagai olympic ke-4 saya hingga akhirnya berhenti berkarir di usia 37 tahun," ujar dia.
"Saya pikir saya sangat beruntung dan sangat diberkati!" kata Flandy menambahkan.
Richard Mainaky akan mengundurkan diri sebagai pelatih di nomor ganda campuran pelatnas PBSI. Ia punya alasan khusus ketika memutuskan untuk mengakhiri kiprahnya selama 26 tahun di dunia kepelatihan bulu tangkis Indonesia.
“Sekarang, waktunya saya bersama keluarga setelah selama ini mereka selalu berkorban untuk saya," ucap Richard saat dihubungi Tempo, Senin, 6 September 2021.
Rencana pensiun sudah menjadi niat Richard setelah gelaran Olimpiade Tokyo pada 2020. Karena pandemi Covid-19 membuat pelaksanaan Olimpiade mundur setahun, Richard menunda keputusannya.
Selama menjadi pelatih, waktu Richard Mainaky lebih banyak dihabiskan di Cipayung. Ia bekerja dari pukul 06.00-18.00. Tak jarang bablas hingga pukul 19.00. Sisa waktunya dihabiskan di rumahnya di Kawasan Bintaro, Tangerang Selatan. Sebab itulah, laki-laki kelahiran Ternate, 23 Januari 1965, itu ingin menghabiskan waktu bersama keluarga di masa pensiunnya.
IRSYAN HASYIM