TEMPO.CO, Jakarta - Hari Olahraga Nasional (Haornas) layak diperingati Kamis hari ini, 9 September 2021, dengan optimistis. Tahun ini para atlet Indonesia menorehkan prestasi bagus di level tertinggi di dunia, Olimpiade dan Paralimpiade.
Di Olimpiade Tokyo 2020, pada 23 Juli hingga 8 Agustus 2021, Indonesia meraih satu emas, satu perak, dan tiga perunggu. Dengan torehan itu, Tim Merah Putih berada di posisi ke-55.
Pada Paralimpiade Tokyo 2020, pada 24 Agustus hingga 5 September 2021, Indonesia mengakhiri "puasa" medali emas selama 41 tahun. Tim Merah Putih meraih dua emas, tiga perak, empat perunggu yang mengantar menempati posisi 43. Ini menjadi perolehan medali terbanyak sepanjang partisipasi Indonesia dalam ajang olahraga untuk atlet penyandang disabilitas tersebut.
Daftat Torehan Medali Para Atlet
Dari kedua ajang ini, peraih medali pertama sama-sama merupakan lifter putri. Windy Cantika Aisah penyumbang medali perunggu pada Olimpiade. Sedangkan Ni Nengah Widiasih, atau yang akrab disapa Widi, membawa pulang medali perak pertama dari Paralimpiade.
Windy yang turun di kelas 49kg angkat besi berhasil menempati posisi ketiga tertinggi di Olimpiade Tokyo setelah mencatatkan total angkatan 194kg.
Sekitar satu bulan berselang, Widi, yang turun di kelas 41kg angkat berat, berhasil berada di peringkat kedua tertinggi di Paralimpiade Tokyo setelah membukukan angkatan 98kg. Catatan tersebut menjadi rekor terbaiknya dalam kariernya sebagai atlet para-powerlifiting kelas 41kg.
Lifter Indonesia kembali menambah catatan medali di ajang Olimpiade Tokyo. Kali ini giliran Eko Yuli Irawan yang finis di posisi ke-2 kelas 61kg putra.
Tiga hari setelah Eko menggondol perak, lifter Rahmat Erwin Abdullah menyumbangkan medali perunggu untuk Merah Putih dalam cabang angkat besi kelas 73kg setelah mencatatkan total angkatan 342kg.
Medali keempat dan kelima bagi Indonesia di Olimpiade Tokyo datang lewat perjuangan pasangan ganda putri Greysia Polii/Apriyani Rahayu dan tunggal putra Anthony Ginting.
Catatan manis diukir Greysia/Apriyani dalam pertandingan final bulu tangkis ganda putri dengan mempersembahkan medali emas pertama bagi Indonesia, sekaligus tercatat sebagai ganda putri pertama yang meraih medali emas di ajang Olimpiade.
Cabang olahraga bulu tangkis juga sukses menyumbang medali setelah Ginting memenangi laga penentuan perunggu. Hasil ini juga menjadi torehan prestasi tertinggi bagi Ginting dalam karier bulu tangkisnya saat debut di Olimpiade.
Sementara kontingen Olimpiade mampu membawa pulang lima medali, kontingen Paralimpiade berhasil mencatatkan lebih banyak torehan prestasi dengan total sembilan medali, melampaui target yang telah ditetapkan.
Setelah lifter Widi, pelari Sapto Yogo Purnomo meraih medali perunggu nomor lari 100 meter Paralimpiade Tokyo. Prestasi tersebut diikuti oleh David Jacobs yang juga menyumbang perunggu pada cabang olahraga para-tenis meja kelas 10 perorangan putra.
Para-bulutangkis, yang untuk pertama kalinya dipertandingkan di Olimpiade, menjadi cabang olahraga yang paling banyak menyumbangkan medali.
Fredy Setiawan memenangi perunggu untuk nomor tunggal putra SL4, sementara Suryo Nugroho dan Dheva Anrimusthi masing-masing meraih perunggu dan perak untuk nomor yang sama, tunggal putra SU5.
Leani Ratri Oktila membawa kemanangan di tiga nomor sekaligus. Dia berhasil finis di posisi kedua untuk nomor tunggal putri SL4, yang berarti menyumbang perak Indonesia.
Leani bersama rekannya Khalimatus Sadiyah berhasil menyabet emas untuk nomor ganda putri SL3-SU5. Dia bersama Harry Susanto juga kembali mengumandangkan lagu kebangsaan Indonesia Raya setelah menjuarai laga final ganda campuran SL3-SU5.
Selanjutnya: Melangkah Ukir Prestasi