TEMPO.CO, Jakarta - Petenis Inggris Andy Murray menilai gelar US Open Emma Raducanu sangat istimewa. Gelar itu membuat Raducanu menjadi petenis putri Inggris Raya pertama yang memenangi gelar tunggal Grand Slam dalam 44 tahun terakhir.
Sembilan tahun setelah Murray memenangi gelar Grand Slam pertamanya di US Open, Raducanu, yang berusia 18 tahun, mencengangkan dunia tenis dengan mengalahkan sesama petenis remaja Leylah Fernandez di Flushing Meadows. Raducanu, yang menjadi pemain kualifikasi pertama yang memenangi gelar Grand Slam, tidak kehilangan satu set pun sepanjang turnamen.
"Luar biasa yang dia lakukan di sana," kata Murray kepada BBC yang dikutip Reuters, Selasa, 14 September 2021. Gelar Emma Raducanu juga mengingatkan Murray soal capaiannya. Petenis 34 tahun itu mengakhiri penantian Inggris Raya atas gelar Grand Slam putra selama 76 tahun ketika mengalahkan Novak Djokovic pada final 2012.
13-olah-andymurray
"Yang ia lakukan di New York adalah sangat istimewa, dorongan besar bagi tenis Inggris dan mudah-mudahan memberi badan tenis kesempatan untuk memanfaatkannya dan mendapat lebih banyak anak-anak terlibat dalam olahraga tersebut. Luar biasa yang ia lakukan dan kesempatan besar bagi tenis Inggris sekarang," ujar Murray.
Sejak memenangi gelar Grand Slam, Murray memikul beban tenis Inggris Raya. Ia pun melihat potensi Raducanu ketika ia mencapai putaran keempat Wimbledon pada awal tahun ini.
"Saya menghabiskan sedikit waktu di sekitar dia di lapangan latihan, tetapi lebih dari itu di gedung yang sama, berlatih berdekatan satu sama lain, dan menyaksikan apa yang ia lakukan, dan ia jelas sangat, sangat bagus," kata mantan petenis nomor satu tenis dunia itu.
Baca juga : Begini Reaksi Novak Djokovic Setelah Gagal Sapu Bersih Gelar Grand Slam 2021