TEMPO.CO, Jakarta - Fethi Nourine, pejudo asal Aljazair diskors selama 10 tahun oleh International Judo Ferederation (IJF). Hukuman ini merupakan buntut dari tindakannya yang menolak bertanding melawan atlet asal Israel, Tohar Butbul, di Olimpiade Tokyo lalu.
Setelah berhadapan dengan Mohamed Abdalrasool, pejudo asal Sudan di kelas 73 kilogram putra, undian pertarungan membuat Nourine berada di jalur untuk bertarung dengan Butbul. Namun saat itu pejudo berusia 30 tahun ini menyatakan dukungannya untuk perjuangan Palestina dan menolak melawan Butbul.
Melansir dari Reuters, Jumat, 17 September 2021, komite Olimpiade Aljazair mencabut akreditasi untuk Nourine dan pelatihnya, Amar Benkhlef, serta mengirim mereka pulang dari Olimpiade Tokyo usai kejadian tersebut.
Atas kejadian itu, IJF untuk sementara menangguhkan Nourine dan Benikhlef. Hukuman ini diberikan karena IJF menilai Nourine dan pelatihnya telah menggunakan partisipasi mereka dalam Olimpiade sebagai media untuk protes dan mempromosikan propaganda politik dan agama sehingga mereka dianggap telah melanggar kode etik dalam Olimpiade.
Sang atlet dan pelatihnya dilarang mengikuti semua kegiatan IJF hingga 23 Juli 2031. Hal ini juga merupakan akhir karier dari Nourine mengingat usianya yang sudah menginjak 30 tahun. Meski pun begitu, mereka dapat mengajukan banding atas larangan tersebut ke Pengadilan Arbitase Olahraga.
Insiden ini bukan pertama kalinya Nourine mundur dari pertandingan judo dengan alasan tidak mau menghadapi atlet dari Israel. Ia pernah menarik diri dari Kejuaraan Dunia 2019 di Tokyo dengan alasan yang sama.
MAGHVIRA ARZAQ KARIMA
Baca juga:
Bukan Hanya Iko Uwais dan Joe Taslim, ini Deretan Atlet yang Menjadi Artis