TEMPO.CO, Jakarta - Sabar Gorky, pendaki tunadaksa ini saat pandemi Covid-19 ini hidup dalam keprihatinan. Ia telah berkali-kali membawa harum nama Indonesia dan mengibarkan merah putih di puncak-puncak tinggi dunia melalui berbagai ekspedisi pendakian seperti Puncak Carstentsz di Papua dan Gunung Elbrus di Rusia.
“Rencana tahun 2020 kemarin seharusnya pendakian ke Puncak Carstentsz, Papua lagi dan Vinson Massif di Antartika, tapi karena dampak Covid-19 ini jadi tertunda semua, ditangguhkan. Sampai akhir 2021, belum ada program lagi, entah kapan lagi, mudah-mudahan ada yang peduli kepada saya dan bisa membawa nama Indonesia lagi ke puncak-puncak tertinggi dunia,” kata Sabar Gorky kepada Tempo.co
Selama pandemi Covid-19, berbagai rencana pendakian ke gunung dan puncak dunia ditangguhkan. Nyaris ia tak punya mata pencaharian. Satu per satu barang-barang miliknya ia tawarkan untuk menyambung kebutuhan hidupnya. Warung kopi Gorky and Friends yang pernah dirintis pun tutup sementara. “Saya kolaps,” ujar Sabar Gorky.
Kegiatan yang masih sesekali dilakukan Sabar Gorky jika ada kegiatan dari Federasi Arung Jeram Indonesia (FAJI) Kota Solo bersama komunitas Korps Relawan Peduli Sungai (Karsa) Soloraya. “Menghadapi pandemi ini, saya sangat bingung. Saya sangat berharap mudah-mudahan ada yang peduli, terus terang semoga Pak Jokowi atau pemerintah ada kelonggaran memikirkan nasib saya dengan memberikan rumah, mudah-mudahan,” kata Sabar yang bersama istri dan putrinya tinggal di rumah kontrakan di Solo.
Torehan prestasi Sabar Gorky dengan satu kaki kirinya itu meraih medali emas untuk kejuaraan panjat dinding Asia di Korea Selatan, pada 2009. Ia berhasil menjejakkan kakinya ke salah satu puncak tertinggi dunia, Gunung Elbrus (5.642) di Rusia, tepat di hari Kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus 2011. Di sana nama Gorky itu kemudian disematkan padanya, dalam bahasa Rusia, gorky bermakna kepahitan. Pahit dan berliku jalan hidup Sabar Gorky. Dan pada 18 Agustus 2018, puncak Elbrus kembali didakinya bersama Ekspedisi Garuda Muda.
Kemudian November 2011, puncak Gunung Kilimanjaro (5.895 mdpl) di Tanzania pun ia sambangi. Menuju puncak Kilimanjaro, saat itu, tim lain yang berpapasan dengannya meredahkannya. Tapi itu justru menantang dirinya untuk membuktikan, satu kakinya harus sampai di puncak tertinggi itu.
Tiga dari puncak tertinggi dunia telah ia datangi. Termasuk Puncak Carstensz yang ia raih hingga pucuknya, saat hujan salju deras mengguyurnya di atas ketinggian 4.884 meter di atas permukaan laut, pada 5 Oktober 2017. Empat puncak lain dari seven summits ingin pula ia kunjungi, dengan satu kaki kirinya. “Semoga ada yang peduli kepada saya,” kata dia.
Baca: Sabar Gorky Mendaki Puncak Carstensz dan Elbrus dengan Satu Kaki