TEMPO.CO, Jakarta - Atlet wushu Alisya Mellynar membuat kejutan di PON Papua. Di luar ekspektasi pelatih dan rekan-rekan tim wushu Jawa Timur, atlet 19 tahun itu nomor taolu kombinasi, Kamis, setelah menorehkan nilai tertinggi untuj taiji jian dan taiji quan.
Pada hari pertama pertandingan wushu PON XX Papua, Rabu, Alisya Mellynar finis di peringkat teratas dengan skor 9.67 untuk nomor taiji pedang sebelum kembali mengumpulkan nilai tertinggi 9.68 di nomor taiji tangan kosong demi memboyong medali emas kedua bagi Jatim di Wushu.
Atlet pendatang baru di pelatnas wushu itu mengaku sebenarnya tidak yakin untuk berpartisipasi di pesta olahraga nasional empat tahunan itu, namun kesempatan pertama yang berbuah emas sangat mengejutkan Alisya.
"Ini di luar ekspektasi... tidak ada target dari pelatih, jadi ini kejutan, karena saya sendiri juga tidak memasang target," kata Alisya kepada Antara di Merauke, Kamis.
Pelatih wushu tim Jawa Timur Sherly Hoediono sedari awal tidak menargetkan Alisya untuk merebut medali. Namun, satu emas yang dipersembahkan atlet pendatang baru di pelatnas itu membuka peluang bagi Jatim untuk melebihi target lima emas wushu di PON XX Papua.
Dengan jurus-jurus taiji dan pendaratan yang mantap, atlet kelahiran 25 Oktober 2001 itu mengaku tak ada ritual khusus maupun santapan spesial sebelum mengeksekusi gerakan-gerakannya di nomor final hari ini.
"Cuma donat, udah itu aja, sama susu," kata Alisya soal menu sarapannya.
Alisya melengkapi selebrasi Jatim hari ini setelah pada pertandingan lebih awal Bobie Valentinus Gunawan membuka keran medali timnya. Bobie menorehkan skor tertinggi pada nomor taiji quan/taiji jian putra demi memboyong emas pertama wushu Jatim, sekaligus mengejar DKI Jakarta yang menyapu bersih dua medali emas pada hari pertama lewat Edgar Xavier Marvelo dan Nandira Mauriskha di nomor chang quan putra dan putri.
Tugas Alisya di PON pertamanya telah selesai. Atlet yang dipanggil ke pelatnas sejak 2020 itu bakal fokus ke SEA Games dan Asian Games selanjutnya.
Siapa yang menyangka dari ikut-ikutan main wushu pada 2011, Alisya kecemplung di dunia seni bela diri asal Cina itu hingga menjadi salah satu talenta muda Indonesia.
Sejak itu dia kerasan karena merasakan kebersamaan di antara rekan-rekan sepelatihannya.
"Di wushu ini saya seperti mendapat keluarga baru dan belajar banyak hal," kata Alisya.
"Mungkin saya bakal bilang kita bakal bisa belajar hal lain yang tidak bisa kita dapatkan di luar.
"Kita juga belajar bagaimana caranya jadi orang," kata Alisya teringat wejangan salah satu pelatihnya yang didatangkan tim Jatim dari Cina.
"Pelatih dari Cina ini memiliki prinsip yang sangat bagus: kamu tidak harus jadi orang hebat, pokoknya bagaimana kami menjadi orang baik. Setiap hari yang diajari tidak langsung, gimana caranya menjadi orang baik," kata dia.