TEMPO.CO, Jakarta - Alexander Zverev merebut gelar ATP Finals keduanya setelah mengalahkan Daniil Medvedev 6-4 6-4 dalam laga final di Turin, Italia, pada Senin dinihari, 22 November 2021.
Zverev, peraih medali emas tunggal putra Olimpiade di Tokyo, memenangi trofi keenamnya pada musim ini dan mengakhiri lima kekalahan beruntun dari Medvedev yang berstatus sebagai juara bertahan.
Unggulan ketiga asal Jerman itu menggulingkan pemenang US Open Medvedev dalam 75 menit untuk merebut mahkota turnamen akhir musim yang dia menangi pada 2018.
"Luar biasa, saya memenangi final ATP melawan seseorang yang mengalahkan saya lima kali berturut-turut, jadi saya harus memainkan salah satu pertandingan terbaik saya," kata Zverev dikutip dari AFP.
Ia meneruskan, "Saya senang dengan itu dan siap untuk pergi berlibur dengan kemenangan ini sekarang. Ini sangat spesial, saya sangat senang dan sangat bahagia saat ini."
"Tidak ada cara yang lebih baik untuk mengakhiri musim selain menang di sini, jadi jelas saya sangat senang. Tapi saya sekarang sangat menantikan tahun depan," ujar petenis asal Jerman tersebut.
Dengan absennya Roger Federer dan Rafael Nadal, ATP Finals membuktikan tahap terobosan untuk generasi baru tenis ketika Grand Slam sebagian besar masih di luar jangkauan mereka. Final pertama yang digelar di luar London tersebut juga menjadi yang pertama menampilkan dua pemain berusia 25 tahun atau lebih muda sejak 2005.
Zverev, penakluk Novak Djokovic di semifinal hari Sabtu, melakukan pukulan pertama melawan Medvedev dengan mematahkan servis untuk memimpin 2-1 di set pertama. Ia menghindari kekalahan lebih lanjut dengan menyelamatkan break point lain di gim kelima tetapi Zverev nyaris tidak memberi kesempatan Medvedev untuk menambah poin dan mengambil set pembuka.
Zverev kembali mematahkan servis pada awal set kedua hingga memastikan kemenangan untuk membalas kekalahannya pada pertandingan babak penyisihan grup dari Medvedev.
Alexander Zverev menjadi pemain keempat dalam sejarah ATP Finals yang meraih kemenangan semifinal dan final atas pemain peringkat dua teratas. Catatan itu adalah catatan pertama sejak era Andre Agassi pada 1990.