TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Luar Negeri Cina meminta berbagai pihak untuk menghentikan politisasi atas masalah dugaan pelecehan seksual yang dialami Peng Shuai. Otoritas tersebut meminta berbagai pihak untuk tidak membesar-besarkan masalah bintang tenis asal Cina tersebut.
Keberadaan Peng, mantan petenis nomor satu dunia untuk nomor ganda, menjadi perhatian internasional selama hampir tiga pekan. Itu terjadi setelah dia mengunggah pesan di media sosial yang menyebut bahwa mantan Wakil Perdana Menteri China Zhang Gaoli telah melakukan pelecehan seksual terhadapnya.
Dia muncul secara publik di Beijing, Sabtu lalu. Ia juga melakukan panggilan video dengan Presiden Komite Olimpiade Internasional (IOC) Thomas Bach sehari setelahnya. Namun, Asosiasi Tenis Perempuan (WTA) menilai bahwa hal itu tidak mengurangi kekhawatiran tentang kondisi Peng.
Peneliti Amnesti Internasional Cina, Alkan Akad, juga mengatakan kepada Reuters, bahwa panggilan video itu tidak banyak meredakan kekhawatiran atas kondisi Peng. Ia bahkan menilai bahwa IOC telah membawanya memasuki wilayah berbahaya.
"Ini bukan masalah diplomatik," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina, Zhao Lijian, dalam konferensi pers pada Selasa, 23 November 2021, dikutip dari Reuters.
Dia juga menuduh bahwa Amnesty telah memiliki pandangan "anti-Cina". "Saya yakin semua orang melihat dia baru-baru ini menghadiri beberapa kegiatan publik dan juga melakukan panggilan video dengan Presiden IOC Bach. Saya berharap orang-orang tertentu dapat menghentikan membesar-besarkan dengan jahat, apalagi politisasi," kata Zhao.
Pada 2 November 2021, Peng memposting di media sosial Cina bahwa Zhang telah memaksanya melakukan hubungan seks dan mereka kemudian memiliki hubungan suka sama suka. Postingan itu segera dihapus tak lama setelah diunggah.
Baik Zhang maupun pemerintah Cina tidak mengomentari tuduhan Peng. Topik tersebut telah diblokir dari diskusi di internet Cina. Amerika Serikat, Prancis, Inggris dan banyak bintang tenis, termasuk Naomi Osaka, Serena Williams dan Billie Jean King semuanya menyatakan keprihatinan atas Peng, yang juga merupakan mantan atlet Olimpiade.
Isu tersebut terjadi saat Beijing sedang bersiap untuk menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Dingin pada Februari mendatang. Kelompok hak asasi global telah menyerukan boikot Olimpiade dikarenakan catatan hak asasi manusia Cina yang dinilai buruk.
Baca juga : Bintang Tenis China Lama Menghilang, Akhirnya Muncul dalam Panggilan Video