TEMPO.CO, Jakarta - Atlet Nigeria, Anuoluwapo Juwon Opeyori, harus berusaha keras menghindari kekalahan telak 0-21 pada babak pertama Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis atau BWF World Championship 2021. Melawan wakil Jepang, Koki Watanabe, di lapangan tiga Palacio de Deportes Carolina Marin, Ahad, 12 Desember, ia harus menarik napas terlebih dulu untuk mencuri satu poin di gim kedua.
Pada pertandingan berdurasi 33 menit itu, Opeyori kalah dua gim langsung dengan skor 11-21 dan 1-21 dari Watanabe. Setelah memberi perlawanan pada gim pertama, petenis Nigeria peringkat 127 dunia itu segera jatuh ke lantai dan meminta perawatan dari dokter.
Namun, alih-alih mengakhiri pertandingan lebih cepat, ia memilih tidak menyerah. Setelah menjalani perawatan, Opeyori menekan Watanabe. Bola pengembalian pemain Jepang itu melebar. Sontak, ia pun mengangkat tangannya seolah mendapatkan momen kemenangan. Skor 21-0 untuk Watanabe gagal.
“Rekan saya (Godwin Olofua, pelatih pertandingan) mengatakan, 20-0 sama dengan 20-20 untuk kami berdua. Siapapun bisa memenangkan poin itu dan bisa memenangkan permainan. Saya merasa seperti orang yang memenangkan permainan," kata Opeyori dikutip dari BWF Badminton.
Opeyori memang mengakui bahwa ia mengalami kesulitan ketika meladeni permainan cepat Watanabe. Setelah memberi perlawanan 11 poin di gim pertama, ia kedodoran. “Saya tidak pernah berpikir untuk mengakhiri pertandingan dengan skor 20-0. Saya hanya bertujuan untuk mengambil sisanya. Saya tahu bahwa jika saya mencoba 99 kali, saya akan berhasil sekali."
Anuoluwapo Juwon Opeyori. Doc. BWF.
“Dia (Watanabe) telah bermain di level tinggi, saya tidak terbiasa dengan tempo seperti ini, tetapi saya senang saya bisa menikmati permainan diri saya sendiri. Saya mengambil peluang dan saya memainkan permainan saya. Saya senang saya bisa melakukannya,” kata Opeyori soal strategi meminta bantuan medis di akhir pertandingan.
Sosok Opeyori memang lebih dikenal di nomor ganda putra. Dia dan Olofua adalah ganda nomor 53 dunia dan merupakan perwakilan Afrika di Olimpiade Tokyo 2020. Sejak Olimpiade, ia tak banyak mendapatkan kesempatan berlatih. Satu-satunya persiapan terjadi ketika ia mendapatkan tugas pelatihan dengan Center of Excellence di Denmark, akhir November lalu.
“Di game pertama saya punya banyak energi, jadi saya percaya diri, tapi menjelang akhir saya kehilangan semua kekuatan saya. Saya tidak terbiasa bermain dengan tempo ini, jadi game kedua saya benar-benar kedodoran. Saya mencoba untuk bergerak tetapi kecepatan terus menurun," kata dia.
Opeyori meneruskan, "Saya harus menemukan cara untuk memulihkan energi saya untuk mengambil poin. Saya tidak bisa terus seperti ini, saya harus mencari sesuatu yang lain. Apa pun yang harus saya lakukan untuk mengambil satu poin itu. Selalu baik untuk mengubah strategi, itu sebabnya saya memanggil dokter. Ada waktu sedikit istirahat dan memulihkan kaki saya.”
Bertanding di level tertinggi BWF World Championship 2021 menjadi pengalaman untuk Opeyori. “Saya tidak berpikir skor ini benar-benar penting. Yang penting adalah menyelesaikan permainan, lalu Anda pulang, belajar dari kesalahan. Yang terpenting adalah kami menyelesaikan pertandingan, meski kamu harus tumbang atau finis terakhir.”
Baca juga : Setelah 10 Tahun, Kevin Cordon Turun Lagi di Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis 2021