TEMPO.CO, Jakarta - Petenis nomor satu dunia, Ashleigh Barty, merebut gelar Grand Slam ketiganya dengan menjuarai Australian Open 2022. Ia menjadi kampoun setelah mengalahkan petenis Amerika Danielle Collins 6-3 7-6(2) di final, Sabtu.
Hasil itu memastikan Barty sudah mengantongi tiga gelar di tiga Grand Slam berbeda karena ia juga sudah mengantongi trofi Wimbledon dan French Open. Namun, masih ada satu gelar yang belum ia raih, ia US Open.
Pelatihnya, Craig Tyzzer, justru sedikit pesimistis soal kemungkinan juara di Amerika itu. Ia menyebut masalah bola jadi kendala.
Tyzzer meyakini satu-satunya kesempatan bagi juara Australia Open itu melengkapi gelar Grand Slam dalam kariernya apabila penyelenggara US Open melakukan perubahan dengan memilih menggunakan bola yang berbeda.
Tyzzer, yang menjadi pelatih terbaik WTA Tour 2019, mengatakan perbedaan tipe bola yang digunakan di Flushing Meadows akan lebih menyulitkan bagi sang petenis Australia untuk meraih kesuksesan di New York.
"US Open benar-benar perlu mengganti bola untuk petenis putri," kata dia seperti dikutip Reuters, Sabtu.
"Kenyataannya mereka masih menggunakan bola yang berbeda untuk putra dan putri, itu bola yang buruk bagi seseorang seperti Ash. Jika mereka tetap menggunakan bola yang sama, tidak ada seseorang seperti Ash yang akan menang di turnamen itu.
"Itu satu-satunya turnamen yang membedakan bola untuk putra dan putri. Jadi apabila mereka tidak mengganti bolanya, dia tidak akan menang di US Open."
Di US Open, petenis pria menggunakan bola yang sedikit lebih berat dari yang digunakan putri.
Tyzzer mengatakan setelah Barty menang di Wimbledon tahun lalu bahwa dia selalu merasa permainan terbaik tenisnya akan muncul di lapangan keras.
Dia tumbuh dengan permukaan itu di Brisbane, tapi dua titel Grand Slam pertamanya datang dari tanah liat merah Roland Garros dan rumput Wimbledon.
"Luar biasa dia mampu melakukan itu. Itu sangat mengesankan," kata Tyzzer.
"Saya rasa kita semua harus menyaksikan apa yang dia bisa lakukan di permukaan yang berbeda dan melihat kemampuannya bermain di level tenis yang ia lakukan.
"Maksud saya, terkadang, saya dibuat terkagum karenanya."
Sementara itu, kerbhasilan di Melbourna Park memastikan Ashleigh Barty mengakhiri penantian 44 tahun negaranya menjuarai nomor tunggal putri di Australian Open. Dia menjadi orang Australia pertama yang dinobatkan sebagai juara tunggal Grand Slam sejak Chris O'Neil merebut gelar putri pada 1978.
Baca Juga: Jadwal Final Australian Open Hari Ini: Nadal vs Medvedev