Temperatur ekstrim adalah masalah langganan pada laga pemubka Grand Slam tersebut. Baghdatis, runnerup tahun lalu merasa sangat tersiksa akibat cuaca panas.
“Kondisi matahari, matahari sangat kuat. Baru berada di lapangan Anda langsung dibuat tidak bisa bernapas. Saya ingin muntah rasanya,” kata Baghdatis setelah mengalahkan petenis Julien Benneteau dari Prancis 6-3, 7-6 (7/5), 6-2, di mana temperatur suhu menunjukkan angka 35 derajat selsius, Senin (19/1).
Petenis wanita nomor satu duna Jankovic, yang sedang memburu gelar pertama Grand Slam, juga mengalami hal yang sama seperti Baghdatis. Dia mengeluh kakinya serasa berada di bara api di mana dia sampai harus membawa es yang dipakainya untuk mendinginkan kakinya.
“Suhu lapangan sangat panas. Normal jika sol sepatu saya merasa sangat panas. Terutama ketika Anda bergerak ini membuat Anda semakin hangat dan hangat. Ini seperti api yang saya rasakan seperti pada sol sepatunya,” jelas petenis yang lolos ke babak kedua usai mengalahkan petenis Yvonne Meusburger 6-1, 6-3.
Akibat kritikan dari petenis top dunia dan kekhawatiran bos WTA Larr Scott pada 2007, panitia Australia Open merubah kebijakannya terkait cuaca ekstrim. Dalam satu pertandingan wasit bisa menghentikan permainan bila mesin temperatur menampilkan temperatur yang sangat tinggi bagi pemain untuk meneruskan permainan.
AFP | BAGUS WIJANARKO