TEMPO.CO, Jakarta - Manajemen Arema FC siap bertanggung jawab atas insiden perusakan dan aksi vandalisme yang dilakukan oleh sejumlah suporter Singo Edan di Aji Santoso International Football School (ASIFA) Kota Malang, Jawa Timur.
Juru bicara Arema FC Sudarmaji di Kota Malang, Jawa Timur, Kamis, 24 Februari 2022, mengatakan telah berkomunikasi dengan pelatih Persebaya Surabaya Aji Santoso seusai insiden yang terjadi di ASIFA. "Manajer ad interim Arema FC Ali Rifky langsung berkomunasi dengan coach Aji dan manajer untuk meminta maaf atas reaksi oknum fans yang berlebihan," kata Sudarmaji.
Aksi perusakan terjadi tak lama setelah Arema FC menelan kekalahan dari Persebaya Surabaya dengan skor 0-1 dalam laga lanjutan BRI Liga 1 di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali pada Rabu lalu. Gol tunggal Samsul Arif pada menit ke-79 membuat tim Singo Edan harus mengalami kekalahan kedua musim ini.
Setelah kekalahan tersebut, sejumlah suporter Arema FC yang ada di Kota Malang, mendatangi ASIFA pada Kamis, 24 Februari, pukul 02.00 WIB. Mereka diduga melakukan perusakan pada sejumlah aset milik sekolah sepak bola tersebut. "Manajer ad interim juga langsung bertindak cepat dengan melakukan perbaikan mobil milik ASIFA," kata Sudarmadji.
Sudarmaji menjelaskan pihaknya sangat memahami reaksi suporter yang merasa kecewa atas hasil yang diraih skuad Singo Edan saat berhadapan dengan Persebaya Surabaya. Namun, ia menegaskan bahwa aksi yang merugikan tersebut seharusnya tidak dilakukan.
Pesepak bola Arema FC Rizky Dwi (kiri) menghadang pemain Persebaya Bruno Mereira dalam pertandingan sepak bola Liga 1 di Stadion I Wayan Dipta, Gianyar, Bali, Rabu, 23 Februari 2022. ANTARA/Nyoman Budhiana
"Kami memahami bahwa kekalahan dalam sepak bola pasti memicu kekecewaan, namun bagaimana kekecewaan itu dituangkan dan diaktualisasikan ke perilaku positif bukan negatif apalagi sampai destruktif," ujarnya.
Ia berharap reaksi berlebihan dari para suporter tidak terulang lagi mengingat rivalitas dalam sepak bola hanya berjalan selama 90 menit. Para suporter juga diharapkan bisa terus berkampanye bahwa rivalitas hanya 90 menit dengan kualitas taktik dan strategi permainan.
"Rivalitas tanpa merusak dan tidak merugikan orang lain harus selalu dikampanyekan. Rivalitas hanya 90 menit dengan kualitas taktik dan strategi. Kalah, menang, seri itu hasil yang biasa terjadi dalam sepak bola," ujarnya.
Sudarmaji mengajak seluruh suporter Arema FC untuk menjaga kondusivitas di wilayah Malang Raya selama BRI Liga 1. Jika insiden perusakan dan vandalisme kembali berulang, ia menilai ulah suporter tersebut akan merugikan klub. "Kami optimistis Aremania selalu akan menjaga kondisi kotanya dengan baik. Termasuk menjaga Arema FC tetap ada dan berprestasi," kata Sudarmaji.
Baca juga : Persebaya Surabaya vs Arema FC 1-0, Aji Santoso: Peluang Juara Liga 1 Masih Ada