TEMPO.CO, Jakarta - Kemunculan Muhammad Shohibul Fikri / Bagas Maulana (Fikri / Bagas) menjadi kejutan dalam ajang All England 2022. Berstatus non-unggulan, mereka mampu menembus partai final turnamen Super 1000 dengan menyingkirkan sejumlah pemain elite dunia dan menjadi juara untuk kali pertama dalam kariernya.
Melawan seniornya di pelatnas bulu tangkis PBSI, Hendra Setiawan / Mohammad Ahsan, di babak final yang berlangsung di Utilita Arena Birmingham, Fikri / Bagas mampu menang meyakinkan. Smash terakhir Bagas ke arah Hendra membuat pertandingan selesai dua gim langsung 21-19 dan 21-13.
Setelah memastikan kemenangan, Fikri terlihat menjatuhkan dirinya, sedangkan Bagas mendekat dan mengajaknya berpelukan merayakan kesuksesan bersama tersebut. Betapa berartinya gelar ini bagi Fikri dan Bagas. Sebab, sebelum memasuki pekan All England, mereka bahkan belum mencapai final ajang World Tour Super 300.
Di ajang turnamen bulu tangkis tertua di dunia tersebut, ganda nomor 28 dunia itu mampu mengalahkan unggulan kedelapan, Ong Yew Sin / Teo Ee Yi dari Malaysia, unggulan ketiga, Takuro Hoki / Yugo Kobayashi dari Jepang di babak kedua dan babak perempat final.
Pemain Indonesia Muhammad Shohibul Fikri dan Bagas Maulana terjatuh saat mengembalikan kok dalam final ganda putra Bulu Tangkis All England Open 2022 di Birmingham, Inggris, Ahad, 20 Maret 2022. Action Images via Reuters/Ed Sykes
Sebelum mengalahkan Hendra / Ahsan, Fikri / Bagas juga berhasil mengalahkan unggulan pertama yang jug kompatriotnya di pelatnas bulu tangkis PBSI, Marcus Fernaldi Gideon / Kevin Sanjaya Sukamuljo. “Saya tidak tahu haru berkata apa. Saya telah memimpikan momen ini sejak saya berusia sembilan tahun," kata Fikri seusai pertandingan final All England dikutip dari BWF Badminton.
Fikri melanjutkan, “Kemarin kami merasa sangat gugup. Kemarin juga, kami membayangkan bahwa kami akan memenangkan gelar. Begitu kami tiba di lapangan hari ini, saya bisa menjadi tenang. Kami mencoba mengingatkan satu sama lain untuk berani dan konsisten sampai akhir.”
Bagas juga serupa. Menjadi juara di All England 2022 bak mimpi menjadi nyata. "Saya masih belum bisa berkata-kata, terharu, tidak percaya, senang dan bangga campur aduk jadi satu. Sama sekali tidak menyangka bisa naik podium tertinggi. Saat pertandingan selesai perasaan tidak tahu lagi seperti apa. Yang pasti senang sekali," kata Bagas dikutip dari keterangan tertulis PP PBSI di Jakarta.
Adapun Ahsan, yang bersama Hendra ingin merebut kembali gelar yang pernah diraih pada 2020, menerima kekalahan tersebut. Meski terlihat menghambat, Ahsan menolak menyalahkan cedera betis yang dialami sebagai penyebab kekalahannya. “Saya tidak ingin membicarakan cedera saya. Mereka pantas mendapatkan kemenangan ini. Kami mengucapkan selamat kepada mereka dan kami berharap mereka bisa konsisten,” kata dia.
Baca juga : Final All England 2022: Jepang Raih 3 Gelar, Indonesia dan Denmark 1, Cina Nihil