TEMPO.CO, Jakarta - Bagi Francesco Bagnaia, hasil balapan pada seri MotoGP Mandalika akhir pekan lalu tentu mengecewakan. Yakin mampu bersaing dengan Fabio Quartararo di baris terdepan, pembalap Ducati itu justru merosot dari posisi keenam ke posisi 15 pada akhir balapan di sirkuit yang basah akibat hujan deras.
Saat Quartararo naik ke posisi kedua di belakang Miguel Oliveira, Bagnaia berada dalam masalah besar sejak pengereman pertama. Dengan kegagalannya pada seri perdana di Qatar, ia hanya memperoleh satu poin dari dua seri yang sudah berjalan.
"Saya cukup kecewa, untuk pekan kedua berturut-turut. Kami hanya meraih satu poin dalam dua pekan. Potensi kami jauh lebih tinggi dan pagi ini. Saya berada di urutan kesebelas dalam pemanasan tetapi kecepatan saya sangat-sangat kompetitif," ujar Bagnaia dikutip dari Crash pada Selasa, 22 Maret 2022.
"Saya siap bertarung lagi untuk meraih kemenangan bersama Fabio karena perasaan saya luar biasa, tapi hasilnya berbanding terbalik. Jadi ini situasi yang sulit," ujar pembalap Italia yang menjadi runner up Kejuaraan Dunia MotoGP 2021.
Bagnaia sama sekali tidak memiliki kecepatan dalam balapan basah. Waktu putaran terbaiknya juga hanya tercepat ke-15 dan sekitar 1,6 detik di belakang, tidak hanya Quartararo tetapi juga dari pembalap Pramac Ducati Johann Zarco.
"Saya punya banyak pertanyaan tentang balapan saya," kata Bagnaia. "Karena aneh saat tes di Malaysia saya memiliki feeling yang sangat bagus di lintasan basah, di tes di sesi pertama saya sangat kuat di lintasan basah dan feeling saya luar biasa seperti biasanya. Dan hari ini, saya berjuang keras. banyak dari awal."
Ia meneruskan, “Sudah dari pengereman pertama di balapan, saya merasa aneh. Saya kehilangan banyak posisi. Ketika saya mencoba untuk mendorong sedikit lebih banyak, saya selalu kehilangan kendali di bagian depan. Saya beruntung tidak jatuh di ujung lintasan lurus karena saya melaju cukup cepat dan itu sedikit menakutkan."
Meski enggan menunjuk langsung performa ban depannya, Bagnaia tampaknya mengesampingkan masalah motor dan pengaturannya sebagai penyebab hasil buruk. "Di lintasan basah, motor kami luar biasa, dan bagi saya, itu tidak terjadi di Mandalika," ujar Bagnaia.
Satu-satunya hal positif bagi Bagnaia pada balapan di Mandalika adalah perubahan signifikan dari set up GP22 apabila dibandingkan dengan performa di Qatar. "Ini baru balapan kedua. Kami mulai memahami banyak hal. Kami harus melihat di balapan berikutnya, tetapi saya ingin mengatur ulang pola pikir saya dan mulai lagi berpikir positif," ujar dia.
Rekan satu timnya, Jack Miller, berhasil finis di urutan ketiga di MotoGP Indonesia. Kini, Francesco Bagnaia akan menuju putaran ketiga GP Argentina akhir pekan depan ketertinggalan 29 poin di belakang pemimpin klasemen, Enea Bastianini dari Gresini Ducati.
Baca juga : Sisi Lain MotoGP Mandalika: Es Krim Fabio Quartararo dan Voorijder Morbidelli