TEMPO.CO, Jakarta - Ashleigh Barty menuturkan tidak ada waktu yang sempurna untuk pensiun atau mundur dari dunia tenis. Meski demikian, bisa menjuarai Australian Open di hadapan pendukung sendiri di negaranya adalah waktu yang ideal untuk menutup karir.
Ia mengatakan ada tantangan yang indah saat mencoba bermain di Australian Open dan berusaha untuk memenanginya. "Selalu menjadi salah satu tujuan saya dan melakukannya sebagai tim dan melakukannya dengan orang-orang yang sangat berarti bagi saya itu luar biasa," ujar Barty, Kamis, 24 Maret 2022.
Dia melihat para penonton Autralian Open kemarin amat berbeda dari pengamatannya. Barty pun amat menikmati permainan di final.
Barty yang merupakan juara Grand Slam tiga kali mengatakan tidak menyesal memutuskan mundur dari tenis di usia yang masih muda, yakni 25 tahun dan tengah menduduki puncak atau ranking dunia.
"Tidak ada cara yang sempurna, tidak ada waktu yang sempurna, tapi ini adalah cara kami yang sempurna dan ini adalah akhir yang hebat," kata dia.
Usai pensiun dini, Barty menuturkan akan menikmati lebih banyak waktu bersama keluarga. Ia juga ingin berkontribusi lebih banyak untuk membantu pemuda pribumi Australia dalam olahraga.
"Saya sangat senang memiliki kesempatan untuk memberikan lebih banyak kesempatan kepada pemuda pribumi, pemuda Aborigin di seluruh negara kita untuk masuk ke olahraga ini," ujar Barty. Ia merupakan penduduk asli Australia kedua yang memenangi gelar Grand Slam.
Barty menegaskan akan melepaskan dirinya dari peringkat WTA. Daftar tersebut bakal diperbarui setelah Miami Open selesai akhir pekan ini.
Petenis nomor dua dunia Iga Swiatek dari Polandia berpeluang menempati peringkat yang ditinggalkan Ashleigh Barty.
"Kalau itu Iga Swiatek, tidak ada orang yang lebih baik. Dia benar-benar layak mendapatkannya dan saya harap dia bisa menerimanya dan tetap menjadi dirinya," kata Ashleigh Barty.
Baca: Selain Ashleigh Barty, Ini 5 Petenis Dunia yang Pensiun di Puncak Kariernya