Safina yang setiap hari berdiri di bibir lapangan untuk menonton kakaknya berlatih memang terlihat lain. Mama sekaligus pelatih tenis Raouza Islanova, melihat talenta yang terpendam dari Safina yang ingin mengikuti jejak kakaknya Marat Safin.
Sementara di Melbourne, kemarin, senyum Safina mengembang sambil mengangkat raketnya. Inilah pencapaian untuk kedua kalinya di final turnamen Grand Slam bagi dara cantik Rusia ini. “Saya ingat saat menonton kakak saya (Marat Safin) memenangkan turnamen ini dan jika saya masih melihatnya hari ini, saya pasti akan menangis,” ujar Safina.
Bagi Safina, kebanggaan yang membuncah bisa memngikuti jejak kakaknya mencapai final Australia Terbuka. “Dia (Safin) adalah idola saya dan kenyataannya saya bisa melakukan sebaik dia.”
Perjalanan mencapai final Australia Terbuka bukan hal yang mudah bagi Safina, karena dia harus melewati unggulan pertama Jelena Jankovic. “Sejak saya remaja saya memang ingin menjadi pertenis peringkat pertama dunia.”
Menghadapi Serena Williams di final, bagi Safina hampir sulit dipercaya. Safina yang menempati unggulan ketiga, sebelumnya gagal merebut gelar Grand Slam di final Prancis Terbuka tahun lalu.
Petenis kelahiran Moskow 27 April 1986, memiliki nama lengkap Dinara Mikailovna Safina ini mulai serius berlatih usai delapan tahun. Dia pernah mencapai peringkat dua dunia pada Oktober 2008. Kini kemenangan di Australia Terbuka akan mendongkrak peringkatnya di posisi puncak tenis putri dunia.
Mampukah Safina menghadapi petenis Amerika Serena Williams. Kita tunggu saja.
NUR HARYANTO