TEMPO.CO, Jakarta - Seraf Naro Siregar, 20 tahun, menjadi salah satu atlet penyumbang lebih dari satu medali bagi Indonesia pada SEA Games Vietnam 2021. Ia meraih medali emas wushu nomor kombinasi taolu daoshu (golok) dan gunshu (tongkat) serta mendapat perunggu nomor tangan kosong.
Dalam lomba nomor kombinasi taolu daoshu (golok) dan gunshu (tongkat) di Cau Giay Gymnasium, Hanoi, Vietnam, Minggu, Seraf mampu mengumpulkan poin tertinggi. Ia memainkan tongkat dengan 9,71 poin, disusul atlet Singapura Jowen Si Wei Lim 9,69 poin dan atlet Malaysia Wai Kin Yeap yang mengumpulkan 9,68 poin.
Capaian ini menyempurnakan penampilannya saat memainkan golok, Sabtu, yang meraih nilai 9,71 poin sehingga setelah diakumulasikan untuk dua jenis alat tersebut, ia mengumpulkan poin yang tak terkejar lagi oleh peserta lain.
Atlet Wushu Indonesia Seraf Naro Siregar melakukan selebrasi usai beraksi pada lanjutan final Taolu Daoshu (golok) dan Guns Shu (toya) Putra Wushu SEA Games 2021. ANTARA FOTO/Zabur Karuru
“Saya berusaha all-out untuk hari ini karena ini jadi hari terakhir (penentu),” kata Seraf.
Keikutsertaan atlet asal Jawa Timur ini di ajang SEA Games sudah dimulai saat memperkuat Indonesia di Filipina pada 2019. Tapi, ketika itu ia gagal meraih medali pada nomor perorangan, namun turut andil dalam menyumbangkan emas untuk nomor beregu.
"Di SEA Games Filipina, dapat emas nomor beregu, tapi gagal di nomor individu," kata dia.
Pada even di tahun yang sama, yakni Kejuaraan Dunia 2019 di Shanghai, Cina, Naro juga mendapatkan emas di nomor beregu. Jadi, raihan medali emas di SEA Games 2021 di Vietnam merupakan medali emas pertama bagi atlet kelahiran Surabaya, 17 September 2001 tersebut di nomor perorangan.
"Bangga banget akhirnya bisa dapat (medali) emas di nomor individu. Padahal, sebenarnya tidak ada target medali juga," ujarnya.
Atlet Wushu Indonesia Seraf Naro Siregar beraksi dengan toya pada lanjutan final Taolu Daoshu (golok) dan Guns Shu (toya) Putra Wushu SEA Games 2021 Vietnam. ANTARA FOTO/Zabur Karuru
Seraf mengatakan konsistensi dalam berlatih yang membuatnya bisa tampil lebih baik pada SEA Games kali ini. Walau dihadapkan pandemi ternyata ia dan rekan sesama tim nasional tetap menjalani latihan berjadwal ketat di Jakarta sejak 2020.
Selain itu, ia juga merasakan semakin piawai dalam mengendalikan emosi berkat adanya pengalaman pahit di SEA Games Filipina 2019. “Saya belajar banyak dari pertandingan-pertandingan lalu, karena pengalaman sesungguhnya guru terbaik,” kata Seraf.
Jejak Perjuangan
Seraf mengenal wushu sejak usia belia, atau sekitar usia 10 tahun. Sejak itu, ia mulai meraih sejumlah prestasi baik tingkat daerah hingga nasional.
Pada usia 18 tahun, ia sudah tercatat sebagai skuad Tim Nasional. Tak heran jika pada pada PON Papua XX tahun 2020 lalu ia meraih dua medali perak pada ajang multicabang bergengsi tersebut.
Bagi atlet ganteng berkulit putih ini, olahraga wushu bukan sekadar olahraga tapi sejenis seni yang dapat dinikmati oleh manusia. “Seperti di nomor saya, setiap atlet itu menampilkan jurus indah yang berbeda-beda, dan tak mungkin sama,” kata dia.
Atlet Wushu Indonesia Seraf Naro Siregar berpose dengan medali emas yang diraihnya. ANTARA FOTO/Zabur Karuru
Dalam memperagakan alat berupa golok dan pedang itu, atlet dituntut memberikan penampilan terbaik di hadapan juri yang menilai dari sisi keterampilan gerakan, tingkat kesulitan lompatan, kekuatan, kelincahan, dan keindahan jurus.
Penampilan Seraf pada SEA Games Vietnam ini dapat dikatakan sempurna pada nomor ini. Ia tampil penuh semangat dan percaya diri dalam menuntaskan semua jurus-jurusannya. Ia melakukan satu lompatan tinggi yang sangat memukau karena mengakhirinya dengan sempurna, tetap seimbang dan tak terjatuh.
Berbeda dengan rekan sesama pelatnasnya, Edgar Xavier Marvelo yang tampil apik di nomor daoshu (9,71) namun kurang maksimal saat jurus gunshu. Ia sempat terjatuh sehingga hanya mengumpulkan 9,44 poin.
Asian Games
Pelatih wushu nasional Herman Wijaya mengatakan penampilan terakhir Seraf pada nomor kombinasi daoshu (golok) dan gunshu (tongkat) demikian mengesankan karena sudah jauh lebih matang dibandingkan SEA Games sebelumnya.
“Lompatannya bagus, faktor kesulitan bisa dikuasai dengan baik, jurus yang ditampilkan juga indah karena ada power dan speed,” kata dia.
Baginya, penting bagi negara untuk terus mengawal prestasi dari Seraf ini karena dengan usia yang masih muda maka dapat menjadi tumpuan di ajang Asian Games.
Atlet Wushu Indonesia Seraf Naro Siregar menampilkan jurus pada final Taolu Chang Quan Putra SEA Games 2021 Vietnam. ANTARA FOTO/Zabur Karuru
Namun, ia memberikan catatan agar pemusatan latihan nasional yang dijalankan ini terus dilanjutkan untuk mengejar kompetisi yang lebih tinggi dari SEA Games.
“Supaya menang di Asian Games perlu pelatnas lanjutan dan terpusat dan pelatnas terprogram. Jangan habis SEA Games hilang, atlet dikembalikan ke Pengprov, tidak ada program. Lalu baru jalan lagi tahun depan,” kata dia.
Ia mengharapkan Kementerian Pemuda dan Olahraga menepati janjinya untuk mengawal atlet-atlet yang berpotensi di ajang Asian Games dan Olimpiade.
“Seperti Seraf, dia sangat layak ke Asian Games karena sudah jadi yang terbaik di SEA Games,” kata dia.
Senada Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Wushu Indonesia Ngatino Mento Salim mengatakan pihaknya akan berupaya untuk melanjutkan pemusatan latihan nasional.
Adanya pandemi selama dua tahun terakhir diakui cukup mempengaruhi program kerja PB Wushu Indonesia.
“Hampir dua tahun kita blank, mungkin ke depan akan diadakan uji coba ke China, bahkan kita dulu biasanya latihan ke sana,” kata dia.
Dengan begitu, PB Wushu Indonesia berharap dapat melanjutkan tradisi emas di Asian Games karena saat ini atlet-atlet mudah berbakat sudah bermunculan dari beberapa daerah.
Baca Juga: Masniari Wolf Bikin Kejutan di Kolam Renang SEA Games