TEMPO Interaktif, Madrid: Sebuah tim balap dari Amerika Serikat, US F1, dikabarkan bakal berpartisipasi di Formula Satu tahun depan. Salah satu calon pembalap tim tersebut adalah pembalap IndyCar wanita Danica Patrick.
USF1 rencananya diluncurkan 24 Februari mendatang. Tim ini akan memiliki staf sedikitnya 100 orang dengan anggaran kerja US$ 64 juta atau sekitar Rp 752 miliar. Selain itu, tim ini akan diperkuat dua pembalap asal Amerika Serikat. Saat ini, USF1 tengah membidik beberapa kandidat. Salah satunya adalah Danica Patrick.
"Ia bagus. Ia mendapat banyak publikasi," ujar Direktur Teknik Ken Anderson kepada Associated Press dalam wawancara melalui telepon. "(Presiden Indianapolis Motor Speedway) Tony George mungkin akan marah besar terhadap saya jika saya menariknya (Patrick) keluar dari IRL (Indy Racing League). Tapi, kita lihat saja nanti."
Sirkuit Twin Ring Motegi, Jepang, menjadi saksi bisu harumnya nama Patrick. Gadis berusia 27 tahun ini meroket di jagat otomotif dunia setelah menjadi pembalap wanita pertama yang memenangkan IndyCar pada ajang Indy Japan 300 di Sirkuit Twin Ring Motegi, April 2008.
Seperti layaknya pembalap Formula Satu lainnya semacam Lewis Hamilton, Patrick memulai kariernya di ajang go-kart pada 1992. Saat itu usianya baru 10 tahun. Ia membuktikan diri sebagai calon bintang masa depan dengan beberapa kali menjuarai World Karting Association.
Pada usia 16, Patrick hijrah ke Inggris. Itu dilakukan untuk mengembangkan karier membalapnya. Patrick berlaga di Formula Dord dan Formula Vauxhall. Keputusannya pindah ke Inggris membuahkan hasil. Patrick menjadi juara kedua di Formula Ford Festival. Itu merupakan prestasi terbaik pembalap Amerika Serikat di ajang tersebut.
Pada 2003, Patrick naik kelas ke ajang balapan Toyota Atlantic dengan menjadi anggota tim Team Rahal. Meski tidak berprestasi gemilang di Toyota Atlantic, Patrick mencoba keberuntungannya di Indy Racing League pada 2005.
Patrick menorehkan tinta emas ketika menjadi wanita keempat yang berlaga di Indianapolis 500 pada 29 Mei 2005. Patrick mengikuti jejak Janet Guthrie, Lyn St James, dan Sarah Fisher. Tidak butuh waktu lama untuk Patrick membuktikan kepiawaiannya. Pada 2 Juli 2005, Patrick meraih pole position pertama di Kansas Speedway. Ia menjadi wanita kedua yang mampu mencatat prestasi tersebut setelah Sarah Fisher pada 2002.
Di akhir musim 2005, Patrick bertengger di urutan ke-12 klasemen Indy Car Series dengan mengantongi 325 poin. Ia dinobatkan sebagai Pembalap Baru Terbaik untuk Indianapolis 500 maupun IndyCar secara keseluruhan.
Puncak prestasi Patrick terjadi di Sirkuit Twin Ring Motegi, Jepang, ketika menjadi juara Indy Japan 300. Di akhir musim 2008, Patrick menempati posisi keenam.
Ketika ditanya apakah ia menyesal mengorbankan masa-masa mudanya seperti gadis-gadis lain, Patrick mengatakan, "Saya rasa saya tidak mengorbankan apapun. Saya tidak kehilangan apapun. Saya justru melakukan hal yang lebih besar dan hal yang lebih baik."
Seirama dengan kariernya yang melesat, pundi-pundi Patrick pun membengkak. Gadis bernama asli Danica Sue Patrick ini tercatat menjadi atlet putri berpenghasilan terbesar ketujuh versi Majalah Forbes di akhir 2008. Patrick mengantongi penghasilan US$ 7 juta atau sekitar Rp 82,2 miliar tahun lalu.
Berkat parasnya yang menawan, ia pun tampil di majalah pria FHM pada April 2003 dan majalah Sports Illustrated pada Juni 2005 dan Februari 2008.
Kini nama Patrick digadang-gadang menjadi pembalap Formula Satu musim 2010. "Kami tidak tahu apakah ia ingin melakukan itu. Yang pasti, kami ingin mengujinya dan melihat hasilnya," ujar Direktur Teknik USF1 Ken Anderson.
Hingga saat ini, Patrick belum melontarkan pendapat mengenai itu. Terakhir kali seorang pembalap wanita berusaha masuk Formula Satu dilakukan oleh pembalap Giovanna Amati. Akan tetapi, Amati gagal berlaga di Formula Satu.
Lantas apakah kita akan menyaksikan aksi menawan Patrick di ajang jet darat Formula Satu 2010?
AP| EUROPEANCARWEB| EUROSPORT| KODRAT SETIAWAN