TEMPO.CO, Jakarta - Musim 2022 belum berjalan sesuai dengan harapan Novak Djokovic. Pada Januari, ia gagal tampil di Australian Open, tetapi mantan petenis nomor satu dunia itu berharap bisa menebusnya saat tampil di Wimbledon.
Ia mengemban dua misi. Djokovic berusaha mempertahankan gelar yang ia dapat pada edisi 2018, 2019 dan 2021. Turnamen pada 2020 batal karena Covid-19. Kedua, ia berusaha mendekati raihan 22 gelar Grand Slam Rafael Nadal.
Pada 2021, ia hampir memenangkan semua gelar grand slam terbesar saat itu. Namun, ia kalah petenis Rusia, Daniil Medvedev, di final US Open. Ia berusaha mengulang penampilannya pada 2021, tetapi usahanya gagal ketika pemerintah Australia mendeportasinya karena penolakannya untuk suntik vaksin Covid-19.
Setelahnya, Djokovic melewatkan sejumlah turnamen karena alasan yang sama. Menang di Roma adalah dorongan kepercayaan diri yang sangat dibutuhkan Djokovic menjelang Prancis Terbuka 2022. Namun, ia harus menelan kekalahan di babak perempat final dari Rafael Nadal. Petenis Spanyol itu keluar sebagai juara.
Djokovic, unggulan pertama Wimbledon, memiliki 20 gelar Grand Slam. Ia menyamai rekor Roger Federer, sementara Nadal, yang telah meraih gelar ke-14 di Roland Garros, unggul dua gelar di depan Djokovic dan Federer.
Wimbledon telah menjadi tempat perburuan yang sangat epik bagi Djokovic. Ia telah memenangkan gelar Wimbledon sebanyak enam kali. Ia berada di urutan ketiga setelah Federer (8 gelar) dan Pete Sampras (7 gelar).
Turnamen tersebut telah dicabut poin peringkatnya oleh ATP putra dan WTA setelah penyelenggara memutuskan untuk melarang pemain Rusia dan Belarusia untuk berpartisipasi. Operasi militer Moskow ke Ukraina menjadi penyebabnya.
Namun, itu tidak akan berarti apa-apa bagi Djokovic. Ia akan berusaha mencari kemenangan. Selain itu, Wimbledon bisa menjadi Grand Slam terakhirnya tahun ini. Ia terancam absen di US Open karena Amerika Serikat mewajibkan orang asing mendapatkan suntik vaksin Covid-19 untuk masuk ke negara tersebut.
Di Wimbledon, absennya petenis nomor satu dunia Daniil Medvedev yang terkena larangan bermain, dan peringkat kedua Alexander Zverev absen karena cedera, Djokovic akan menjadi unggulan teratas. Pesaing utamanya datang, tidak hanya dari Nadal dan petenis Yunani, Stefanos Tsitsipas, tetapi juga dari Matteo Berrettini dari Italia yang telah mengklaim dua gelar di lapangan rumput di Stuttgart dan Queen's.
Berrettini kini telah memenangkan 20 dari 21 pertandingan terakhirnya di lapangan rumput, satu-satunya kekalahannya terjadi di final Wimbledon tahun lalu dari Djokovic. Djokovic dikenal karena ketahanan dan kekuatan mentalnya, terutama pada pertandingan-pertandingan besar. Kini, ia berpeluang besar menebus kegagalannya pada awal tahun ini.