TEMPO.CO, Jakarta - Federasi bulu tangkis Cina atau CBA memberi lampu hijau kepada Shi Yuqi untuk bermain di turnamen BWF World Championships 2022 atau Kejuaraan Dunia BWF.
Atlet berusia 26 tahun tersebut dikabarkan akan turun di BWF World Championships 2022 di Tokyo, Jepang, pada 22-28 Agustus nanti. Sanksi yang dijatuhkan CBA telah dicabut setelah sang atlet menunjukkan perkembangan positif dan merefleksikan kesalahannya.
Sebelumnya, pemain tunggal putra peringkat ke-17 dunia itu terlibat skandal di semifinal Thomas Cup 2020, yang digelar tahun lalu. Saat itu ia melawan wakil Jepang, Kento Momota.
Peristiwa bermula saat Shi Yuqi memilih retired sesaat setelah Momota mencetak match. Ia kemudian melontarkan komentar tidak terpuji di internet setelah kejadian tersebut. Setelah itu CBA melakukan investigasi dan memutuskan untuk menjatuhkan sanksi larangan tanding di level internasional kepada Shi Yuqi selama setahun.
Awalnya CBA dan tim nasional Cina mengelak rumor mengenai sanksi tersebut sebelum akhirnya kepala pelatih Zhang Jun mengakuinya di hadapan media lokal setempat pada Mei 2022.
Belum genap setahun, Shi Yuqi mendapat kesempatan kedua dari CBA dan timnas karena menunjukkan itikad baik selama melakoni hukuman. Dia pun kembali ke pelatnas, berlatih dengan pemain timnas beberapa waktu lalu. Ia kini dikabarkan siap kembali ke turnamen internasional di BWF World Championships 2022.
"Selama periode penangguhan, Shi Yuqi menunjukkan perilaku yang baik. Dia pun mengambil inisiatif untuk berlatih dan bergabung dengan latihan intensif di Jiangsu," ujar Xia Xuanze, wakil kepala CBA, dilansir dari aiyuke.com.
"Dengan kesempatan kembali ke lapangan, kami berharap Shi Yuqi dapat mengambil pelajaran atas insiden kemarin. Sekaligus memanfaatkan kesempatan untuk membawa nama negara."
Xia Xuanze pun meminta kepada Shi Yuqi harus semakin berhat-hati dalam berucap dan berperilaku. "Sehingga dapat meningkatkan kembali kepercayaan kepadanya," tuturnya.
Meskipun demikian, muncul rumor bahwa dicabutnya sanksi Shi Yuqi juga berhubungan dengan kosongnya posisi tunggal putra utama Cina setelah Chen Long memilih cuti usai meraih medali perak di Olimpiade Tokyo tahun lalu.
Selain itu, para pemain pelapis seperti Lu Guang Zu, Li Shi Feng hingga Zhao Jun Peng pun belum menunjukkan konsistensi di berbagai ajang elite dunia yang kini dikuasai Viktor Axelsen dari Denmark.
Sehingga kembalinya Shi Yuqi ke ajang internasional diharapkan dapat menghentikan dominasi Viktor Axelsen dan kembali membawa tunggal putra Cina meraih berbagai trofi juara.